Kehadiran layanan yang dinamakan GrabHitch ini sebenarnya bukan hal baru. Sebab fitur nebeng mobil ini sudah lama hadir di Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya GrabHitch untuk roda dua. Kita melihat bagaimana minat masyarakat Indonesia dengan layanan berbagi ini, ternyata sambutanya cukup baik. Kami lalu menghadirkan GrabHitch mobil," jelas Ridzki.
Menurutnya saat ini menjadi waktu yang pas dihadirkannya layanan nebeng mobil Grab. Sebab tingkat kepemilikan mobil di kota-kota besar semakin meningkat. Di Jakarta misalnya, ada 3 juta unit mobil penumpang pada 2014. Diproyeksikan pada 2020 akan meningkat jadi 1,7 juta.
"Banyak orang yang memiliki tujuan yang sama tiap harinya. Bayangkan bila tempat duduk kosong dapat diisi oleh teman perjalanan yang setujuan. Maka dapat membantu mengurangi masalah kemacetan di kota besar," kata Ridzki.
Berbeda dengan GrabShare, layanan nebeng mobil ini hanya bisa digunakan oleh pengguna yang bukan mitra driver. Grab akan memasangkan permintaan teman seperjalanan dengan pengemudi yang memiliki rute perjalanan yang sama.
Teman seperjalanan dan pengemudi dapat menjadwalkan perjalanan mulai dari 7 hari sebelumnya hingga 15 menit sebelumnya. Nantinya pengemudi akan memilih teman perjalanan dengan melihat profilnya.
"Dalam sehari pengemudi dapat menerima tebengan dua kali. Dalam sekali perjalanan maksimal 4 menumpang," jelas Ridzki.
Biaya perjalanan GrabHitch dibuat berbeda dengan GrabShare. Saat ini penumpang layanan nebeng mobil dikenai Rp 1.500 per kilometer. Tarif tersebut bisa saja berubah tergantung masukan dari pengemudi.
Pembayaran dapat dilakukan lewat Grab Pay atau cash. Saat ini GrabHitch baru tersedia di empat kota, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya dan Malang. "Empat kota ini punya tingkat kemacetan yang tinggi di Indonesia," pungkas Ridzki. (afr/fyk)