F-16 ini terbang dengan sistem otonom sebagai wingman, alias sebagai pesawat pendukung untuk F-16 lain yang diterbangkan oleh pilot manusia. Sistem otonom ini disebut sukses mencapai targetnya, yaitu bisa beradaptasi, merencanakan dan mengeksekusi manuver-manuvernya sendiri.
Skenario pengujian F-16 otonom yang terakhir ini membuktikan kalau F-16 tersebut bisa bereaksi terhadap ancaman yang tiba-tiba berubah ketika mereka sedang melakukan simulasi serangan air-to-ground. Sistemnya pun bisa mengkalkulasi rencana baru saat sedang terbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ini ditujukan untuk membangun sebuah sistem pesawat otonom, yang bertugas sebagai wingman untuk pilot manusia. Pesawat tanpa pilot tersebut akan menerima pengarahan dari pilot utama, bukan dari tim yang ada di darat.
Jadi pilot utama bisa mengalihkan sejumlah tugas ke pesawat otonom agar ia bisa merfokus pada misi utamanya, demikian dikutip detikINET dari Engadget, Rabu (12/4/2017). (asj/rou)