FemaleDev sendiri digagas Kibar Kreasi Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan dan pengembangan ekosistem startup digital. Kehadiran program ini tak terlepas dari masih minimnya kaum hawa yang terjun ke dunia teknologi Tanah Air.
"Meski terus meningkat, tapi masih kecil. Waktu di Go-Jek, ada 10% developer cewek," ujar wanita yang kerap disebut sebagai umi (ibu) para programer Go-Jek dan jadi tempat curhat sejumlah driver layanan ojek online tersebut saat ditemui detikINET, Kamis (6/10/2016) petang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada yang tanya saya, 'susah tidak wanita di teknologi? Saya jawab, biasa aja kok. Terkadang pikiran tidak mampu itu yang menjatuhkan wanita itu sendiri, padahal kita bisa," tegasnya.
FemaleDev sendiri akan memiliki konsep yang hampir sama dengan 1.000 Startup. Peserta akan mendapat workshop hingga mentoring. Dari sini diharapkan tidak saja melahirkan developer, tapi juga mencetak pemimpin di jagat teknologi.
"Kami ingin melahirkan pemimpin wanita di dunia teknologi yang benar-benar dari kalangan programing. Mendidik mereka dari developer hingga nantinya menjadi leader," jelas Ala.
Lebih lanjut dikatakannya program ini sangat terbuka bagi kaum hawa yang sudah berkecimpung di bidang lain tapi ingin belajar coding dan mendirikan startup.
"Tidak perlu developer banget, tapi setidaknya punya dasar programing. Itu sudah cukup untuk mendirikan startup. Nadiem (Makarim, pendiri dan CEO Go-Jek) sendiri tidak begitu mengerti dengan programing. Tapi akhirnya mau gak mau dia akhirnya mempelajari," paparnya.
FemaleDev sendiri akan bergulir 29 Oktober mendatang di 6 kota di Indonesia. Bali akan menjadi kota pertama yang disambangi program ini. Ala berencana membawa program ini ke global, sebab di luar negeri pun developer wanita belum begitu banyak.
"Program ini akan dibawa ke global, karena memang belum ada yang spesifik untuk wanita. FemaleDev akan bekerja sama dengan Google Developer," pungkas Ala. (afr/ash)