Cerita Banting Stir 'Emaknya' Programer Go-Jek
Hide Ads

Cerita Banting Stir 'Emaknya' Programer Go-Jek

Adi Fida Rahman - detikInet
Jumat, 07 Okt 2016 07:09 WIB
Foto: detikINET/Adi Fida Rahman
Jakarta - Rasanya tidak banyak orang yang mau melepas jabatan tinggi di tengah puncak karirnya. Di kancah startup nasional, Alamanda Shantika Santoso mungkin jadi salah satunya.

Ala -- demikian ia biasa disapa -- baru saja meninggalkan kursi empuk sebagai Vice President di Go-Jek demi terjun ke lapangan demi membantu pengembangan dunia digital Indonesia. Terhitung 3 Oktober lalu, wanita mungil nan energik ini bergabung dengan Kibar Kreasi Indonesia.

"Buat saya jabatan bukan apa-apa sih, justru mau ninggalin. Orang itu (dilihat) bukan dari jabatan, tapi apa yang mereka lakukan. Buat apa jabatan tinggi tapi tidak ada yang dilakuin," ujarnya saat berbincang dengan detikINET di markas Kibar di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/6/2016) petang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Go-Jek, perusahaan besutan Nadiem Makariem yang sudah booming itu, Ala mengaku sudah banyak yang dilakukannya. Kini ia ingin melangkah lebih jauh lagi.

"Kemarin saya ada untuk 'anak-anak saya' di Go-Jek, kini untuk anak-anak di Indonesia," katanya.

Ya, Ala memang begitu akrab dengan internal Go-Jek, sampai kerap disebut sebagai umi (ibunya) para engineer Go-Jek. Bahkan sejumlah generasi awal driver Go-Jek pun kerap curhat ke wanita berkacamata ini.

Baca juga: 'Emaknya' Programer Go-Jek Bidik Kursi Menteri

Meminang Kibar

Ada kisah menarik bergabungnya Ala ke Kibar. Ia mengaku tidak direkrut, tapi menawarkan dirinya ke inkubator startup besutan Yansen Kamto itu.

"Saya bukan dibajak Kibar, justru saya yang menyerahkan diri ke sini. Bukan Kibar yang butuh saya, tapi saya yang butuh Kibar," papar wanita berumur 27 tahun ini.

Cerita Banting Stir 'Emaknya' Programer Go-JekCerita Banting Stir 'Emaknya' Programer Go-Jek


Baca juga: Wanita Tiga Jurusan, Wanita Ini Lebih Urus Tukang Ojek

Cerita bermula saat pertemuan dirinya dan Yansen di daerah SCBD, Jakarta Selatan beberapa bulan lalu. Ala menceritakan perjalanan kariernya hingga mimpi-mimpi yang ingin diwujudkannya.

"Kami ngobrol dari siang sampai malam. Koh Yansen baru tahu kalo saya mulai coding dari umur 14 tahun," cerita Ala.

Dari pembicaraan inilah diketahui cita-cita Ala dan Kibar sejalan. Keduanya ingin membangun ekosistem startup Indonesia.

Nah, dari sini Ala kemudian menawarkan diri untuk bergabung dengan Kibar. Lucunya Yansen malah bingung mendapat tawaran tersebut.

"Koh Yansen bilang dirinya mau bayar pakai apa," ujar Ala sembari tertawa.

"Saya jawab saja bayarnya pakai wujudkan cita-cita saya saja," imbuhnya.

(afr/ash)