Saat dihubungi detikINET, Kamis (5/8/2016) malam, Public Relation Manager Go-Jek Rindu Ragilia tidak mengiyakan maupun menyangkal saat ditanyakan soal investasi baru yang diterima pihaknya.
"Rilisnya akan dikirim dari pihak investor," kata Rindu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tambahan dana itu membuat nilai Go-Jek saat ini diperkirakan tembus USD 1,3 miliar. Menjadikannya sebagai salah satu startup asal Indonesia dengan nilai tertinggi.
Sebelumnya pada bulan April, pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim sudah dikabarkan berdiskusi dengan investor potensial untuk mendapatkan tambahan dana. Dan kini kabar itu sudah terealisasi.
Go-Jek cepat melesat sejak peluncuran aplikasinya di tahun 2015. Selain layanan mengantar orang, mereka juga menyediakan layanan antar makanan, jasa pijat, bahkan belakangan masuk ke bisnis sewa mobil dengan Go-Car.
Tapi belakangan persaingan sangat ketat di mana pemain mancanegara juga ingin merebut market share di Indonesia, pasar yang sangat besar dengan lebih dari 250 juta penduduk. Sebut saja Grab dan Uber, keduanya juga memiliki pendanaan melimpah.
Grab telah mengumpulkan dana sekitar USD 700 juta sejauh ini dari beberapa investor, termasuk Softbank dan Temasek. Sedangkan Uber adalah startup termahal di dunia, diperkirakan nilainya USD 62,5 miliar.
Para pemain layanan ride sharing itu belum menghasilkan keuntungan dan masih terlibat perang harga. Sehingga memang harus memiliki dana memadai kalau tidak mau gembos di tengah jalan. (afr/ash)