Indonesia Krisis SDM Teknologi Siap Pakai
Hide Ads

Indonesia Krisis SDM Teknologi Siap Pakai

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Rabu, 06 Apr 2016 09:59 WIB
Foto: dok. Axioo
Jakarta - Angka pengangguran di Indonesia tercatat masih sangat tinggi. Padahal, di bidang teknologi informasi (TI) setiap tahunnya masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang siap pakai.

Hal ini jelas membuat miris. Bahkan, menurut Timmy Theopelus, Direktur Axioo Class Program, industri TI di Indonesia saat ini dihadapkan pada kondisi kritis SDM.

Kekhawatiran itu mengacu pada data Biro Pusat Statistik 2015, dimana Indonesia tercatat memiliki kurang lebih 7,2 juta pengangguran terbuka dan peringkat pertama diduduki oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Timmy, tingginya angka pengangguran dari lulusan SMK dan sederajat, salah satunya disebabkan banyak anak-anak lulusan SMK itu yang tidak siap bekerja.

"Mendapatkan SDM yang sesuai dengan standar industri semakin sulit terbukti dengan banyaknya pelaku industri TI yang memasang iklan lowongan kerja di berbagai media," jelasnya melalui email yang diterima detikINET, Rabu (6/4/2016).

Keinginan Axioo untuk mendapatkan tenaga kerja siap pakai, mendorong brand lokal ini melakukan pelatihan khusus bertajuk Axioo Development Program, yang merupakan kelanjutan dari Axioo Class Program.

"Program yang kami buat, diharapkan menjadi solusi terhadap kondisi kritis SDM saat ini dengan cara kerjasama dengan sekolah-sekolah, melakukan sinkronisasi kurikulum dan pelatihan agar kebutuhan SDM Axioo dapat terpenuhi oleh lulusan sekolah-sekolah di Indonesia," tuturnya.

Timmy menambahkan, dalam melaksanakan program ini, pihaknya lebih membidik siswa-siswi dari SMK. "SDM paling melimpah ada di SMK, kalau level D3/S1 kadang terlalu banyak memilih, gengsinya lebih gede," ujarnya beralasan.

Bidik Seribu Siswa SMK


Melalui program ini, Axioo juga memberikan kesempatan kepada ribuan lulusan SMK untuk bisa bergabung menjadi karyawan perusahaan komputer, tablet, dan smartphone merek lokal itu. Dikatakan oleh Timmy, Axioo hingga akhir 2016 ini menargetkan perekrutan sekitar 1.000 siswa SMK.

"Kami ingin menyiapkan SDM yang siap kerja dan mampu bersaing. Sudah dua tahun kami melakukan hal ini, 2014 dan 2015. Tahap awal perekrutan di tahun ini, sudah terkumpul sekitar 500 siswa. Namun dari jumlah tersebut hanya tersaring 80 siswa yang berhak mengikuti pelatihan," ungkapnya.

Dijelaskan Timmy, tahap awal tersebut telah dilakukan perekrutan di Wilayah Kuningan, Rembang, dan Klaten. Pihaknya berjanji, ke depan, akan lebih intensif lagi melakukan rekruitmen di seluruh SMK binaan Axioo di Indonesia, guna memenuhi kebutuhan ribuan tenaga kerja baru bagi industri.

Mereka yang berminat bisa mendaftar secara online melalui SMK binaan Axioo yang terdaftar dalam Axioo Class Program. Peserta yang lulus seleksi online kemudian diundang mengikuti psikotes.

Hasil psikotes ini akan menentukan apakah siswa dapat mengikuti tahap interview atau tidak. Siswa yang lolos akan mengikuti pelatihan di Axioo Training Center. Axioo akan memilih siswa yang memenuhi standar untuk menjadi karyawan.

Diketahui, jumlah sekolah yang telah bergabung dalam Axioo Class Program saat ini mencapai 170 dari seluruh Indonesia. Setiap hari, puluhan sekolah, mulai dari SMK hingga perguruan tinggi, mendaftarkan diri ke dalam Axioo Class Program namun hanya 5 sampai 10 sekolah yang dapat disetujui untuk bergabung.

(rou/rou)