Uber, perusahaan penyedia aplikasi penghubung calon penumpang dengan sopir yang belakangan gencar dibicarakan, ternyata mencatat rugi besar dalam operasional bisnisnya. Hal itu terungkap dalam bocoran dokumen keuangan internal Uber.
Dikutip detikINET dari Guardian, Jumat (7/8/2015), pada paruh kedua 2014, pendapatan Uber memang meningkat pesat sampai USD 57 juta dari jumlah USD 1,4 juta dua tahun lampau. Tapi mereka menderita kerugian sebesar USD 108,8 juta.
Ketika dikonfirmasi, Uber menyatakan kerugian itu tak perlu dibesar-besarkan. "Ini sulit disebut berita. Inilah bisnis, Anda mengumpulkan uang, Anda menginvestasikannya, Anda tumbuh, Anda menghasilkan laba dan mengembalikan dana ke investor," kata Uber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mendapat banyak hambatan, Uber memang terus berekspansi ke seluruh dunia. Di beberapa kota termasuk Jakarta, taksi Uber dianggap ilegal dan mengganggu nafkah sopir taksi sehingga kena demo.
Banyak investor menganggap Uber adalah perusahaan potensial. Dalam pengumpulan pendanaan terbaru, Uber menghasilkan sekitar USD 1 miliar dari investor dan membuat mereka jadi perusahaan bernilai USD 51 miliar atau di kisaran Rp 688,7 triliun. Uber pun jadi start up teknologi termahal di dunia, menyalip Xiaomi.
(fyk/ash)