Menurut Yansen Kamto, CEO Kibar Kreasi Indonesia, kolaborasi adalah harga mati jika ingin berhasil membangun suatu usaha atau bahasa kerennya saat ini adalah startup.
"Kalau kita cuma jago coding, ya sudah coding saja. Sementara untuk urusan desain dan ngomong itu serahkan ke yang lain. Kayak anak band, berkolaborasi satu sama lain. Jadi jangan hanya berpikir, gw ganteng, gw bagus dan gw mau jalan sendiri," lanjutnya.
Yansen juga menyarankan bagi yang mau melangkah jadi pengusaha, bikin startup atau apapun namanya, sebaiknya temukan alasan tentang masalah apa yang bisa terselesaikan dari produk/solusi yang kalian buat.
"Pengusaha yang benar itu adalah yang bisa memberikan solusi pada masalah. Misalnya jomblo begitu banyak, jadi kalau kita bikin aplikasi pencari pacar bagi jomblo lewat aplikasi, pasti banyak yang pakai," lugas Yansen, dan disambut tawa peserta yang menjejali d'Preneur Spesial Surabaya yang berlangsung di Dyandra Convention Center, Surabaya.
Nah, deretan masalah-masalah di Indonesia atau dalam keseharian ini juga bisa menjadi peluang terbuka lebar untuk para startup. Entah itu melihat fenomena kemacetan, ingin mencari makanan, cari oleh-oleh atau lainnya.
Khusus untuk sektor kreatif, saat ini disebut Yansen sebagai 'arena bermainnya' anak muda. Jadi kalau sekarang mau bikin inilah waktunya, kalau mau kerja dulu tak apa-apa. Kalau mau kerja bareng-bareng sama temen lebih baik. "Banyak loh yang sudah mulai. Bikin tutorial hijab (juga bisa dilakukan), itu upahnya besar di surga, dapat uang lagi," ujarnya.
"Hidup itu pilihan, kalau kita ngobat ya ngobat, kalau kita mau jadi gelandangan jadi kita gelandangan, atau apapun. Tapi kalian masih muda, gagal gak apa-apa, banyak yang mau bantu, jalanin ini waktunya, kiri-kanan coba mengobrol, semoga kalian dapat jodoh, jangan hanya foto tapi curi pemikiran mereka (narasumber di acara d'Preneur Spesial Surabaya-red.)," tandasnya.
(ash/asj)