Menurut sejumlah informasi, Brillo akan diperuntukkan bagi perngkat dengan spesifikasi rendah, minimal memiliki RAM 32MB atau 64MB. Kehadiran Brillo tentu akan memudahkan para developer untuk membuat perangkat IoT.
Karena sejauh ini memang belum ada sistem operasi universal untuk perangkat IoT. Jadi para vendor pembuat perangkat pintar harus membuat sendiri software aplikasinya.
Brillo dijanjikan dapat digunakan pada beragam perangkat. Dengan menjalankan sistem operasi ini, masing-masing perangkat bakal dapat saling berkomunikasi. Google dikabarkan akan mengeratiskan sistem operasi ini seperti halnya Android.
Bicara mengenai IoT, Google bukan satu-satunya perusahan teknologi yang kian fokus pada teknologi berbasis internet. Samsung pun telah membeli SmartThing, startup IoT pada Agustus.
Perusahaan pembuat chip, ARM turut membuat solusi IoT lewat mbed OS. Minggu lalu, Microsoft telah mengumumkan Windows 10 untuk IoT. Dan kemarin, Huawei mengumumkan kehadiran sistem operasi IoT bernama LiteOS.
(Achmad Rouzni Noor II/Achmad Rouzni Noor II)