Menurut sang astronomer, Sir Martin Rees, suatu saat bisa saja dunia ini akan memasuki masa post human atau sesudah manusia karena digantikan robot. Terutama karena perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sangat pesat dan ada keterbatasan di otak manusia.
"Ada batas soal ukuran dan processing power otak organik. Mungkin manusia sudah mencapai batasan itu. Namun tidak ada batasan semacam itu di komputer," tulis Martin yang dikutip detikINET dari Telegraph, Jumat (22/5/2015).
"Bukan sesuatu yang baru kalau mesin bisa melebihi kita di area tertentu. Bahkan kalkulator saku di tahun 1970-an bisa menghitung lebih baik dari kita. Di tahun 1990-an, komputer catur IBM Deep Blue mampu mengalahkan Garry Kasparov, juara dunia catur," jelasnya.
"Kita menyaksikan kecepatan perkembangan luar biasa dari kecerdasan buatan, dalam hal bagaimana mesin belajar, berkomunikasi dan berinteraksi dengan kita. Komputer tidak belajar seperti kita. Misalnya, mereka belajar menerjemahkan bahasa asing dengan melihat jutaan halaman tanpa pernah bosan. Mereka bisa mengenali wajah manusia, anjing atau kucing dengan melihat jutaan gambar, itu bukan seperti cara bayi belajar," tulisnya.
"Memang masih sulit bagi robot berinteraksi dengan dunia sehari-hari. Robot tetap kikuk, mereka misalnya tak bisa mengikat tali sepatu. Tapi teknologi sensor, pengenal suara, pencarian informasi dan seterusnya berkembang luar biasa,"
Martin juga menyinggung soal mobil otomatis Google. Meski masih ada kelemahannya, tapi kecanggihannya berkembang pesat dan bisa jadi suatu hari akan jadi kendaraan umum di jalan raya.
"Mobil otomatis Google telah berjalan ribuan mil. Jika ada situasi darurat, mereka mungkin tak bereaksi sama baik seperti pengemudi manusia yang bagus, namun tetap lebih baik dari pengemudi manusia umumnya. Error mungkin muncul, tapi tak akan sebanyak kesalahan manusia. Jadi jalan akan lebih aman," sebutnya.
Begitulah, Martin meyakini kecerdasan buatan nantinya akan benar-benar handal dan menggantikan posisi manusia di banyak bidang. Dan bukan tidak mungkin skenario robot melebihi kepintaran manusia akan terjadi.
"Jika robot bisa mengamati dan menginterpretasi lingkungan seperti kita, mereka akan diterima sebagai makhluk pintar yang sama dengan kita. Para ahli tidak sepakat soal kapan robot akan mencapai level intelijensi manusia. Beberapa 25 tahun, beberapa mengatakan tidak akan. Tapi saya kira sekitar 50 tahun lagi," paparnya.
Menurut dia, robot akan memegang peranan penting dalam memecahkan misteri alam semesta, bukan manusia. Karena tidak ada keterbatasan umur dan otak, para robot ini yang nantinya akan pergi jauh ke angkasa. Mereka yang akan mengerti semuanya.
"Angkasa sana akan menjadi arena di mana robotika akan dikonstruksi. Jauh di masa depan nanti, bukanlah pikiran manusia, tapi mesin-mesin itulah yang akan benar-benar mengerti kosmos ini dan aksi mesin otonom itulah yang nanti secara drastis mengubah hidup kita," pungkasnya. (Fino Yurio Kristo/Ardhi Suryadhi)