CEO Microsoft Satya Nadella mengaku menyesal telah mengorbankan bisnis Windows Phone. Ia menjadi bos Microsoft ketiga yang menyesali kebijakan tersebut.
Dalam wawancara dengan Business Insider, Nadella mengaku Microsoft mundur dari bisnis ponsel merupakan keputusan tersulit yang pernah ia ambil. Ia meyakini masih ada cara untuk membuat Windows Phone sukses.
"Keputusan yang menurut saya dibicarakan banyak orang -- dan salah satu keputusan tersulit yang saya ambil ketika menjadi CEO -- adalah keluarnya kita dari apa yang saya sebut (bisnis) ponsel," kata Nadella, seperti dikutip dari The Verge.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dipikir-pikir lagi, saya pikir ada beberapa cara yang bisa kita lakukan misalnya dengan menciptakan kembali kategori komputasi antara PC, tablet, dan ponsel," sambungnya.
Pada tahun 2014, Microsoft membeli bisnis ponsel Nokia senilai USD 7,6 miliar, dan tidak lama kemudian mereka meluncurkan Windows Phone. Sekitar dua tahun kemudian, saat Nadella sudah menjabat sebagai CEO menggantikan Steve Ballmer, Microsoft mengumumkan Windows Phone telah tamat riwayatnya.
Pada tahun 2020, Microsoft kembali menjajaki bisnis ponsel dengan meluncurkan Surface Duo, ponsel layar lipat yang menjalankan sistem operasi Android. Setahun kemudian, Microsoft merilis Surface Duo 2, tapi belum diketahui bagaimana nasib lini ponsel ini ke depannya.
Nadella menjadi CEO ketiga yang mengakui kesalahannya dalam mengurus bisnis ponsel Microsoft. Co-founder dan mantan CEO Microsoft Bill Gates mengatakan kekalahan Microsoft dari Android merupakan kesalahan terbesarnya.
Mantan CEO Microsoft Steve Ballmer juga menyesal karena terlambat mengantisipasi ancaman dari Android dan iPhone. Pada tahun 2013, Ballmer mengatakan ia seharusnya fokus pada Windows Phone sejak lebih awal.