Menguak Alasan Smartphone Lipat Akhirnya Eksis
Hide Ads

Kolom Telematika

Menguak Alasan Smartphone Lipat Akhirnya Eksis

Penulis: Lucky Sebastian - detikInet
Sabtu, 24 Sep 2022 20:15 WIB
Kolom telematika ponsel lipat
Foto: Screenshot
Jakarta -

Lembaga riset Counterpoint memperkirakan tahun 2022 ini akan terjadi kenaikan penjualan smartphone lipat sebesar 73%, dari 9 juta unit di tahun lalu 2021, menjadi 16 juta unit di 2022. Jumlah ini diproyeksikan terus menanjak dengan semakin populer dan banyaknya pengguna smartphone lipat menjadi 26 juta unit di tahun 2023.

Saat ini, masih menurut Counterpoint, ada 3 brand yang masuk dalam 3 besar pembuat smartphone lipat, Samsung menjadi brand pertama yang memimpin dengan 62%, kemudian Huawei dengan angka 16%, dan OPPO di 3%.

Kolom telematika ponsel lipatKolom telematika ponsel lipat Foto: Screenshot



Samsung sendiri sebagai pemimpin pasar smartphone lipat sejak pertama diperkenalkan secara komersial, memperkirakan pada tahun 2025, smartphone lipat akan digunakan lebih dari 50%, dibandingkan smartphone standar di kelas premium.

Mengingat begitu banyaknya smartphone standar "candy bar" premium selama ini, berarti perkembangan smartphone lipat akan sangat menjanjikan selama beberapa tahun ke depan.

Pertanyaannya, apa yang dicari dan bisa ditawarkan oleh smartphone lipat, sehingga sekarang sangat diminati dan berbagai brand berlomba untuk mengeluarkannya dengan berbagai desain dan teknologi?

Smartphone lipat, walau sekarang sudah 4 tahun perkembangannya sejak diperkenalkan secara komersial, sedikit mengingatkan kita seperti saat smartphone standar mulai mencari bentuk, berganti dari feature phone.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Smartphone standar sekarang ini sudah mencapai bentuk "mature" nya, dengan bentuk berbagai tipe dan brand yang terlihat sama, hanya berbeda di olahan penempatan kamera dan bahan back casing. Ukuran layar, rasio, dan teknologi yang mirip-mirip. Bisa dikatakan smartphone standar sudah masuk masa stagnan.

Tetapi smartphone lipat sendiri belum mencapai konsensus di bentuk dan ukuran layar. Ada yang ukuran layar depannya kompak, ada yang seperti ukuran smartphone standar, ada yang memanjang, ada yang meletakkan layar lipatnya di luar, ada yang memilih untuk di dalam, dll.

Masih terbuka jalan panjang pengembangan yang mungkin akan terus menghasilkan desain dan teknologi mengejutkan di depan, yang membuat smartphone lipat ini lebih menarik dibanding smartphone standar yang sudah matang. Belum lagi cara melipat, teknologi engsel, dan penempatan kamera, keseruan ini akan makin terasa.

Untuk menjawab pertanyaan mengapa smartphone lipat akan berkembang dengan pesat, kita akan mengambil contoh dari Samsung, yang selain menguasai pangsa pasar smartphone lipat, juga sepertinya menjadi panduan desain dan fungsi dari brand lain mengembangkan smartphone lipatnya.

Faktor utama yang ditawarkan oleh smartphone lipat adalah bentuk kompak tetapi membawa layar yang besar. Baru-baru ini Samsung merelease 2 tipe smartphone lipat, Galaxy Z Flip4, dan Galaxy Z Fold4.

ADVERTISEMENT

Tahun lalu dikabarkan seri flip yang kompak seperti kotak bedak, lebih banyak terjual dibanding seri fold, dengan perbandingan 7:3, 70% versi Flip dan 30% versi Fold.
Tetapi di tahun ini dikabarkan menjadi 6:4.

Versi Flip ini saat dilipat ukurannya sangat kompak, mudah sekali dikantungi, bahkan masuk ke tas remaja putri yang berukuran sangat kecil. Tetapi ketika dibuka lipatannya tetap menghasilkan layar besar 6.7 inci.

Kolom telematika ponsel lipatKolom telematika ponsel lipat Foto: Screenshot




Berkaca dari Apple yang menghentikan penjualan iPhone mini yang baru, bukan karena orang-orang tidak menginginkan smartphone dengan ukuran kompak, tetapi orang-orang tidak lagi menginginkan layar yang kecil.

Yang pengguna inginkan bentuk yang kompak, tetapi layar tetap besar, karena konten-konten yang ada sekarang seperti gaming yang kompleks, streaming video, browsing, office, dll lebih nyaman dilakukan di layar besar.

Dan ini yang diberikan oleh smartphone lipat seperti Galaxy Z Flip4 sekarang, bentuk kompak, tetapi layar tetap besar. Layar yang besar dalam bentuk kompak adalah kelebihan yang pertama ditawarkan oleh smartphone lipat.

Pada Galaxy Z Fold4 kelebihan layar besar ini semakin kentara kegunaannya, dilipat jadi smartphone, dibuka jadi tablet. Ini buktinya apa? Kita melihat sekarang pasar tablet tumbuh kembali, terutama semenjak pandemi.

Pada sistem operasi android, tablet sempat mati suri, menyisakan Samsung yang setiap tahun tetap setia membuat dan memolesnya, sementara Google sendiri yang dulu membuat OS android khusus tablet berhenti mengembangkannya, dan baru tahun ini memperkenalkan operating sistem android khusus tablet atau layar besar dengan android 12L (Large), semenjak banyak brand membuat tablet lagi dan mencoba membuat smartphone lipat.

Permintaan pasar akan tablet memang tumbuh bagus, karena mereka membutuhkan layar yang besar untuk menikmati konten yang semakin beragam, seperti game dengan grafis bagus, streaming video seperti Netflix, Disney, Amazon, Youtube, dll, menikmati berita hingga membaca komik, juga untuk bekerja dengan multitasking seperti pada laptop. Bahkan untuk sebagian orang tablet ini sudah cukup menggantikan laptop.

Kita lihat pengguna mencoba mengganti laptop dengan tablet karena ingin lebih ringkas. Tablet cenderung lebih instan, terkadang memiliki koneksi internet mandiri dengan adanya slot SIM card, dan cenderung lebih ringan.

Sementara mereka yang mobile, membawa laptop kemana-mana lama-lama dirasakan menghambat juga, ditinggal di kendaraan takut dibobol, dibawa kemana-mana lama kelamaan terasa berat dan cukup merepotkan.

Tablet dianggap sebagai salah satu alternatif untuk meringkaskan membawa laptop kemana-mana, layar juga besar, lebih ringan dan ringkas.

Nah sekarang hadir smartphone lipat seperti Galaxy Z Fold4, dibuka lipatannya menjadi tablet dengan layar cukup besar untuk lebih nyaman melakukan banyak pekerjaan.

Apalagi smartphone lipat sekarang memang masih belum ada versi mid-range nya, jadi masih masuk kategori flagship dengan kekuatan chipset teratas, RAM, dan Storage cepat, sehingga terasa performanya sangat bagus untuk melakukan semua kebutuhan dari bekerja, bermain game berat, hingga streaming yang cepat. Dan semua ini bisa dilakukan dimana saja untuk mereka yang mobile, tanpa harus membawa tas kemana-mana, karena kompak masuk di dalam saku.

Layar tablet memang kebanyakan lebih besar dibanding layar 7.6 inci Fold4. Tetapi tablet juga membawa konsekuensi tersendiri, berupa bobot yang cukup berat, sehingga kebanyakan dibutuhkan untuk diletakkan di meja, dan kurang nyaman saat dipegang saat kita bersantai di bangku atau di sofa.

Sementara layar smartphone lipat cukup besar, dan bobotnya termasuk ringan, bahkan bisa dipegang oleh satu tangan. Distribusi titik beratnya saat dipegang juga ada di tengah, berbeda dengan tablet yang dipegang di bagian bawah dan titik distribusinya menjadi lebih atas sehingga akan terasa lebih berat karena efek akan berjungkit.

Kolom telematika ponsel lipatKolom telematika ponsel lipat Foto: Screenshot



Jadi desain dan bentuk lipat ini menjadikan smartphone lipat, sebagai tablet paling kompak sebagai kelebihan berikutnya.

Produktivitas dan kecepatan kerja bisa sangat terbantu dengan hadirnya layar besar, bergantung dari OS yang dibawa. Akan menjadi kurang berguna kalau layar besar hanya bisa menampilkan versi lebih besar saja dari sebuah konten.

Membuatnya bisa multitasking dalam satu layar yang sama, menjadikan smartphone lipat bisa menjadi smartphone dengan produktivitas tinggi. Dengan menggunakan OS android khusus layar lebar, Android 12L, di Galaxy Z Fold4 bisa menjalankan 3 aplikasi dalam satu layar sekaligus. Ini sangat terbantu juga dengan kehadiran taskbar di bagian bawah yang berisi icon aplikasi yang bisa diakses cepat seperti pada PC.

Misalnya saat berkendara bisa menampilkan map, aplikasi musik seperti Spotify, dan Whatsapp, agar tidak perlu berpindah-pindah. Atau membuka browser, mengcopy-paste paragraf yang dianggap penting ke notes, dan kalkulator untuk membantu berhitung misalnya, tanpa perlu berganti-ganti aplikasi, dan banyak lagi kombinasi aplikasi bisa diterapkan untuk multitasking sesuai kebutuhan masing-masing pengguna.

Bahkan kalau pasangan aplikasi ini akan kita gunakan berulang, kita bisa menjadikannya satu icon taskbar, yang setiap dipilih akan mengaktifkan langsung 3 aplikasi tersebut.

Kolom telematika ponsel lipatKolom telematika ponsel lipat Foto: Screenshot



Semenjak tahun lalu, Samsung menjadi satu-satunya pembuat smartphone lipat yang bisa digunakan untuk membuat catatan, gambar, dll, dengan tambahan s-Pen. Ini menjadikan fungsi smartphone lipat dengan layar besar semakin berdaya guna, bisa membuat anotasi, tandatangan digital, koreksi, sketsa, mencatat dengan cepat, dan sebagainya.

Bahkan untuk mereka yang tidak bisa sketsa atau menggambar, keberadaan S-Pen ini memudahkan untuk bekerja lebih cepat dengan media, seperti mengedit gambar, mengedit video, copy paste, memindahkan data antar aplikasi, dll.

Galaxy Fold ini masih lagi memberikan fitur DeX, untuk terhubung dengan layar besar, seperti TV atau monitor secara wireless dan menjadikannya seperti laptop. Ini memudahkan untuk kebutuhan presentasi, browsing, bekerja di layar besar.

Perpindahan data juga bisa dilakukan dengan mudah dan wireless antara PC dan Smartphone lipat ini, menjadikan smartphone lipat seperti Fold 4 ini sulit ditandingi untuk produktivitas mobile.

Multitasking dan produktivitas yang optimal menjadikan daya tarik berikutnya dari smartphone lipat, apalagi ditambah dengan peripheral tambahan seperti s-Pen.

Banyak cara dilakukan masing-masing brand untuk penempatan kamera di bagian mana saja yang dianggap tepat pada smartphone lipat. Di Galaxy Z Fold4 , hampir di semua sisi ada kamera, di bagian belakang ada 3 lensa kamera utama, di layar depan atau cover screen ada kamera selfie, dan di bagian layar dalam ada kamera selfie tersembunyi, yang menjadikan layar terlihat penuh tanpa lubang kamera.

Yang menarik dari penempatan kamera ini untuk para kreator konten atau vlogger yang menginginkan gambar atau video dari kamera utama yang paling berkualitas, bisa menggunakannya dengan mudah, karena gambar posisi kita bisa terpampang di cover screen.

Biasanya pada smartphone standar, para vlogger ini mengandalkan kamera selfie, karena ingin melihat posisinya di layar. Ini seperti kita memilih kamera DSLR atau mirrorless yang lcd nya bisa diputar dan menghadap ke depan untuk melihat posisi kita.

Kolom telematika ponsel lipatKolom telematika ponsel lipat Foto: Screenshot




Layar yang besar juga bermanfaat bagi mereka yang mau mengambil foto, sehingga terlihat cakupan dan detailnya lebih baik sebelum men-jepret. Karena layarnya cukup besar, layar bisa dibagi dua, sangat mengambil foto, di sebelah kiri langsung menampilkan hasil foto yang baru diambil dan di sebelah kanan kamera yang sedang berjalan, untuk memastikan kualitas foto yang diambil, dan apakah gambar sudah terekam.

Selain layar yang menjadi perhatian, teknologi hinge atau engsel juga menjadi pertarungan di smartphone lipat, siapa yang bisa membuatnya lebih baik. Samsung sendiri membuat engselnya bisa berhenti di banyak sudut sesuai keinginan kita yang dinamakan flex mode.

Flex mode ini banyak gunanya, dan pada kamera membuatnya bisa menjadikan smartphone tidak membutuhkan tripod untuk mengambil gambar saat wefie atau selfie bersama, atau saat dibutuhkan untuk mengambil video dalam keadaan diam, cukup diletakkan dan dilipat dengan sudut yang diinginkan.

Karena device lipat ini premium, pengguna juga berharap hasil kameranya superior. Demikian Samsung dan brand lain, biasanya juga akan berpikiran untuk membenamkan kamera kelas atas.

Dan di Fold 4 hasil kameranya memang terlihat superior, baik detail, ketajaman, warna dan HDR, termasuk hasil yang bagus untuk foto malam hari.

Kolom telematika ponsel lipatKolom telematika ponsel lipat Foto: Screenshot


Posisi kamera bisa dikatakan menjadi kelebihan lain yang dimiliki smartphone lipat, yang berguna untuk para pembuat konten, penikmat selfie , dan traveller. Untuk mereka yang update dalam teknologi dan ingin mencoba pengalaman baru, smartphone lipat ini menawarkan keasikan baru untuk diulik dan dikuasai penggunaannya.

Penggemar game akan menemukan bahwa bermain game di layar besar dengan bentuk layar yang cenderung kotak, memberikan pengalaman yang semakin kaya, karena gambar bukan saja lebih jelas dan besar, tetapi cakupan area permainan menjadi lebih besar tanpa harus banyak menggeser layar, misalnya pada game tenar seperti PUBG, Genshin Impact, dan lain-lain.

Pengguna Youtube akan tidak perlu lagi memutar smartphonenya untuk mendapatkan layar penuh dari menu secara potrait dan menonton dalam posisi landscape

Kolom telematika ponsel lipatKolom telematika ponsel lipat Foto: Screenshot


Mereka yang memanfaatkan banyak smartphone untuk streaming seperti Netflix, Disney, dll, bisa mencoba hal baru, menampilkan film-film dalam format layar penuh, menjadi square sesuai bentuk layar. Memang gambar di cropping, tetapi ini memberikan pengalaman menonton yang berbeda, apalagi dibantu dual speaker Dolby Atmos, atau 360 sound jika menggunakan TWS, yang menjadikan menonton tidak hanya visual yang bagus, tetapi suara yang hidup.

*) Penulis adalah seorang pengamat dan gadget enthusiast




(fyk/fyk)