Kisah Dramatis di Balik Keruntuhan BlackBerry
Hide Ads

Kisah Dramatis di Balik Keruntuhan BlackBerry

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 11 Jun 2022 05:45 WIB
BlackBerry 8520 Gemini
Ponsel BlackBerry di masa silam. Foto: Pocket Lin
Jakarta -

Selain tenggelamnya Nokia, kehancuran bisnis ponsel BlackBerry juga menjadi kisah dramatis yang sukar terlupakan. Pasalnya seperti Nokia, BlackBerry dulu adalah smartphone idaman begitu banyak orang. Bagaimana awal mula keruntuhan BlackBerry? Semua dimulai dari kebingungan para petingginya.

Seperti halnya Nokia, kegagalan spektakuler BlackBerry adalah akibat kesalahan dan salah strategi dari manajemen. Terkhusus Jim Balsillie dan Mike Lazaridis yang waktu itu menjadi CEO bersama BlackBerry, dulunya bernama Research In Motion (RIM).

Faktor pertama, seperti juga kasus Nokia, petinggi BlackBerry gagal mengantisipasi kedatangan iPhone dan kemudian deretan ponsel Android. Pada waktu iPhone dilahirkan, Lazaridis ngotot menilai bahwa keyboard fisik BlackBerry superior dibanding layar sentuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak setiap orang bisa mengetik di sekeping kaca. Setiap laptop dan ponsel (selain iPhone) memiliki keyboard. Saya pikir, desain kami punya keuntungan," kata Lazaridis ketika itu.

BlackBerry di tahun-tahun itu sejatinya tetap kompetitif. Pada tahun 2009, mereka masih perusahaan dengan pertumbuhan tercepat di dunia menurut majalah Fortune. Namun ancaman iPhone kian nyata, demikian pula dari Android yang mulai digunakan oleh beberapa produsen.

ADVERTISEMENT

Ponsel penantang iPhone seperti BlackBerry Storm yang sepenuhnya layar sentuh dan dirilis tahun 2008 bisa dibilang gagal karena konsumen tidak menyukainya. Pengalaman memakainya buruk dan aplikasinya tidak menarik.

Tahun 2010, RIM mulai transisi ke BlackBerry OS. Mereka telah membeli perusahaan software QNX yang fokus ke layar sentuh, dengan harapan nantinya akan diimplentasikan ke ponsel dan tablet. Jadi, RIM sebenarnya bukan tanpa persiapan dalam menghadapi tantangan zaman.

Halaman selanjutnya, kondisi kacau di internal perusahaan>>>

Namun masalahnya, eksekusinya berjalan lambat. Sebuah surat dari karyawan RIM pada tahun 2011 mengungkap kondisi kacau di internal perusahaan. "Kami terlambat bereaksi pada ancaman iPhone ketika kami menyaksikannya empat tahun silam," tulis surat itu.

"Kami tertawa dan berkata mereka mencoba menaruh komputer ke ponsel, tidak akan berhasil. Padahal seharusnya kami sudah bertransisi ke QNX pada saat itu. Sekarang, kami sudah terlambat 3 sampai 4 tahun," tambahnya.

Keterlambatan transisi ke layar sentuh itu membuat RIM jadi serba salah. Di satu sisi OS layar sentuh yang akan dinamakan BlackBerry 10 belum siap, dan di sisi lain ponsel BlackBerry yang dijual masih memakai BlackBerry 7. Konsumen mungkin jadi ragu jika harus membeli BlackBerry karena takut akan cepat jadul.

Kebingungan di manajemen BlackBerry juga kembali melanda tentang model ponsel seperti apa untuk BlackBerry 10. Pada awalnya, perusahaan rencananya akan meluncurkan ponsel sentuh sepenuhnya karena penjualan ponsel BlackBerry 7 dengan keyboard fisik masih bagus.

Akan tetapi tahun 2012, penjualan BlackBerry 7 mulai anjlok. Maka Lazaridis meminta selain layar sentuh, harus ada ponsel BlackBerry 10 dengan keyboard fisik untuk memenuhi permintaan fans loyal BlackBerry.

"Ini perangkat kita yang ikonik. Keyboard adalah salah satu alasan mereka membeli BlackBerry," kata Lazaridis seperti dikutip detikINET dari Globe and Mail.

Saat itu, RIM yang berganti nama menjadi BlackBerry dipimpin oleh CEO baru bernama Thorsten Heins. Ia sebenarnya ngotot ponsel BlackBerry 10 harus sepenuhnya layar sentuh karena yakin OS itu lebih baik dari iPhone ataupun Android.

Halaman selanjutnya: Semua akhirnya terlambat >>>

Pada akhirnya sebagai langkah kompromi, manajemen setuju membuat dua versi ponsel, Z10 yang layar sentuh dan Q10 yang masih ada keyboard-nya. Z10 yang diluncurkan terlebih dahulu, tepatnya pada awal tahun 2013.

Sayangnya, semuanya dirasa sudah terlambat. Ponsel berbasis BlackBerry 10 meluncur 6 tahun sesudah perkenalan iPhone dan 5 tahun sesudah Android.

Peluncuran BlackBerry 10 sangat megah, menampilkan penyanyi Alicia Keys yang didapuk sebagai Global Creative Director. BlackBerry Z10 kemudian banyak dipuji dalam berbagai review di media teknologi.

Namun demikian, ponsel itu tidak terlalu laku. BlackBerry sudah tidak menarik minat seperti sebelumnya dan Z10 yang tidak punya keyboard serta sistemnya benar-benar berbeda, disinyalir malah membuat konsumen kaget.

"Orang yang masih ingin membeli smartphone baru dari BlackBerry adalah karena ada keyboard. Kemudian mereka meluncurkan ponsel layar sentuh. Konsumen yang ingin BlackBerry layar sentuh sudah tidak ada," kata pengamat dari S&P.

Akhirnya, ponsel BlackBerry benar-benar tenggelam. Sempat dilisensi mereknya ke beberapa produsen dan memakai Android, tetap tidak bisa bangkit. Sekarang, BlackBerry sebagai perusahaan induk fokus ke software keamanan dan masih cukup sukses.

Halaman 2 dari 3
(fyk/fay)