Para arkeolog menemukan prasasti dan makam kuno yang menunjukkan siapa yang mungkin bertanggung jawab atas pembangunan Piramida Besar Mesir.
Banyak orang percaya bahwa perbudakan terlibat dalam pembangunan piramida sekitar 4.500 tahun yang lalu. Namun, ekspedisi penelitian terkini yang dilakukan tim arkeolog termasuk egyptologist atau ahli Mesir kuno Dr. Zahi Hawass, menyimpulkan bahwa itu bukan hasil kerja budak, melainkan pekerja bayaran.
Menggunakan teknologi 3D, Dr. Hawass dan timnya menemukan grafiti dari gerombolan pekerja yang mereka yakini membangun piramida.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan teknologi baru, Anda benar-benar dapat melihat setiap grafiti kecil dengan jelas dan baru-baru ini kami mengadakan ekspedisi yang bekerja di dalam lima ruangan untuk merekam setiap bagian atau huruf kecil yang ditulis dan ditinggalkan oleh geng-geng yang membangun piramida," kata Dr. Hawass dalam perbincangan di podcast Matt Beall Limitless, dikutip dari Great Britain News Channel.
Ia menambahkan bahwa tidak mungkin grafiti itu palsu, dan ia yakin grafiti itu ditinggalkan oleh orang Mesir kuno. Dr Hawass juga mengonfirmasi bahwa tim menemukan makam para pembangun piramida yang membantu mereka mencapai kesimpulan bahwa mereka bukanlah budak, melainkan pekerja.
"Makam-makam itu dapat membuktikan dua fakta penting. Fakta pertama berdasarkan nama-nama yang kami temukan di pemakaman atas, bahwa pekerja yang membangun piramida adalah orang Mesir, dan fakta kedua adalah mereka bukan budak," katanya kepada Matt Beall.
"Jika mereka adalah budak, mereka tidak akan pernah dikubur di bawah bayang-bayang piramida, jika mereka adalah budak, mereka tidak akan pernah menyiapkan makam untuk keabadian oleh Raja dan Ratu," imbuhnya.
Dr Hawass menjelaskan bahwa rekannya Mark Liner menemukan suatu area di sebelah timur piramida yang ia gambarkan seperti semacam kota untuk pekerja, dan bahkan dikatakan memiliki toko roti untuk membuat roti.
Ia juga mengatakan timnya menemukan ribuan tulang hewan di piramida tersebut, yang bertentangan dengan teori banyak orang bahwa para pembangunnya memakan roti, bawang putih, dan bawang merah.
Tulang-tulang itu dianalisis oleh seorang ahli dan menemukan bahwa sisa-sisa tulang itu setara dengan sekitar 11 sapi dan 13 kambing, cukup untuk memberi makan 10.000 pekerja setiap hari.
Ketika ditanya tentang bagaimana piramida kuno dibangun, Dr Hawass mengungkapkan bahwa para pekerja berbondong-bondong datang ke tempat itu, sebagian akan memotong batu, membentuk batu dan sebagian lagi akan mengangkut batu dengan kereta luncur kayu ke dasar piramida.
Ia menjelaskan, batu-batu itu kemudian dipindahkan dengan bantuan jalan landai yang terbuat dari puing-puing dan lumpur.
Pembawa acara podcast Matt Beall, mengungkapkan selama percakapan tersebut bahwa ia akan membantu mendanai eksplorasi 'Big Void' di Piramida Besar, yang akan melibatkan penggunaan robot kecil.
Big Void ditemukan pada 2017. Ini adalah ruang di atas Galeri Agung dalam piramida yang menurut Dr Hawass ukurannya setara dengan sekitar dua truk. Proyek eksplorasi Big Void diperkirakan akan dimulai sekitar Januari tahun depan.
(rns/rns)