Keputusan untuk menjadi independen dari Xiaomi memberi berkah bagi Poco. Bagaimana tidak penjualan handphonenya selama 2021 melonjak drastis.
"Dibandingkan dari sisi sales, di 2020 hanya 142 ribu unit. Sejak naik 11 kali lipat menjadi 1,6 juta unit," terang Andi Renreng, Head of Marketing Poco Indonesia.
Andi menjelaskan sejak menjadi independen di 2020, Poco diberikan fleksibilitas dalam strategi komunikasi ke masyarakat dan pengguna. Selain itu bisa menentukan produk mana yang akan dimasukkan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya kami hanya membawa F Series, kini sudah ada seri M dan X," ujar Andi.
Poco pun mulai memoles kotak kemasan penjualan ponselnya. Dimulai Poco M4 Pro yang belum lama ini dirilis, pada bagian garansi yang dulunya bertulis Xiaomi kini menjadi Poco.
Kartu ucapan terima kasih pun kini tidak lagi dari Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse, berganti Andi Renreng. Selain itu diberikan stiker menarik.
"Stiker ini sudah lama diminta pengguna. Di global pun memang sudah disertakan," terang Andi.
![]() |
Kendati sudah independen, Poco tidak memandang Xiaomi sebagai kompetitor melainkan partner. Karena itu kendati masih seumur jagung, Poco sudah punya ratusan service center yang tersebar di Indonesia. Mereka pun bisa menjual HP Poco di Xiaomi Store dan Shop yang tersebar di sejumlah wilayah di Tanah Air.
Meski sempat terpengaruh masalah kelangkaan supplay chain yang bikin Poco baru merilis ponsel di Maret ini, ada sederet rencana yang akan mereka lakukan sepanjang tahun ini.
"Akan semakin banyak produk yang hadir. Banyak bentuk dan ragam produk yang kami hadirkan. Selain itu kami akan berkolaborasi dengan lebih banyak brand anak muda," jelas Andi.
Bagaimana dengan kenaikan PPN 11%? Andi memastikan pihaknya selalu mengikuti aturan yang dikeluarkan pemerintah. Walau demikian mereka tidak akan menaikkan harga produknya.
"Kami tidak ingin membebani pengguna dengan kenaikan pajak. Jadi tidak ada kenaikan harga," pungkas Andi.
(afr/afr)