Kepedean Bos BlackBerry: Kita Akan Baik-baik Saja
Hide Ads

Kepedean Bos BlackBerry: Kita Akan Baik-baik Saja

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 10 Jan 2022 11:40 WIB
Seorang model menunjukkan Blackberry Classic saat peluncuran di Jakarta, Rabu (25/3/2015). Blackberry ini menggunakan jaringan 4G LTE dijual dengan harga Rp 5.599.000.
Ponsel BlackBerry. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kematian BlackBerry masih menyisakan banyak cerita. Seperti diberitakan, 4 Januari kemarin dukungan untuk OS Blackberry sudah berakhir sehingga tamat sudah riwayat ponsel lawas BlackBerry. Padahal dulu sang bos pede bahwa mereka akan baik-baik saja.

Salah satu alasan besar BlackBerry tumbang adalah karena kalah bersaing dengan iPhone. Mari kembali ke masa silam ketika BlackBerry masih jaya dan Apple bersiap-siap meluncurkan iPhone perdana di 2007.

Waktu itu, Mike Lazaridis selaku Co CEO BlackBerry sedang treadmill di rumahnya ketika televisi menayangkan iPhone edisi perdana dirilis. Steve Jobs terlihat melambaikan iPhone yang terbuat dari kaca itu dengan bangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

iPhone perdana sudah dapat download musik, video dan menampilkan peta, yang membuat Lazaridis heran. "Bagaimana mereka bisa melakukan hal itu? Ini akan membuat jaringan kolaps," demikian kata Lazaridis ketika itu.

Hari berikutnya, Lazaridis meeting dengan Jim Balsillie, CEO BlackBerry lainnya. "Jim, aku ingin kau melihatnya. Mereka memberi browser full ke benda itu. Padahal operator tidak mengizinkan kita melakukannya di produk kita," cetus Lazaridis.

ADVERTISEMENT

"Apple punya deal lebih baik. Kita tak pernah diizinkan melakukannya. Pasar Amerika Serikat akan lebih berat," jawab Balsillie.

"Mereka (Apple) benar-benar bagus. Benda ini (iPhone) berbeda," balas Lazarids.

"It's ok, kita akan baik-baik saja," demikian kata Balsillie penuh keyakinan, bahwa BlackBerry tetap akan berjaya walau iPhone datang.

Kenyataannya berkata lain. Lambat laun iPhone menggerogoti pasar BlackBerry. Belum lagi deretan ponsel Android kemudian datang, membuat BlackBerry makin kelimpungan.

BlackBerry mencoba bersaing dengan BlackBerry Storm, tapi gagal di pasaran. Sementara ponsel keyboard fisik mereka kemudian semakin ditinggalkan. Jadilah BlackBerry tumbang.




(fyk/fay)