BlackBerry yang Keras Kepala Pertahankan Keyboard Fisik
Hide Ads

BlackBerry yang Keras Kepala Pertahankan Keyboard Fisik

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 09 Jan 2022 16:45 WIB
Seorang model menunjukkan Blackberry Classic saat peluncuran di Jakarta, Rabu (25/3/2015). Blackberry ini menggunakan jaringan 4G LTE dijual dengan harga Rp 5.599.000.
BlackBerry Classic. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pada masanya, BlackBerry digandrungi salah satunya karena keyboard fisik yang nyaman digunakan. Namun di kemudian hari, justru keyboard itu pula yang dinilai menjadi penyebab keruntuhannya.

"Bahkan BlackBerry Key2 yang berbasis Android dan punya layar sentuh, masih ada keyboard fisiknya. Itu pula yang jadi salah satu alasan utama mereka dulu tidak peduli pada Apple iPhone," tulis MacWorld yang dikutip detikINET.

Mike Lazaridis, salah satu CEO RIM kala itu, menilai keyboard sentuh iPhone sukar digunakan. Namun seiring berjalannya waktu, orang terbiasa menggunakan keyboard digital, bukan lagi fisik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi deretan ponsel Android juga hadir dengan keyboard layar sentuh. Hal ini membuat BlackBerry semakin ditinggalkan.

"Ada alasan dulu BlackBerry populer. Mereka bagus dalam hal email dan messaging, jauh sebelum iPhone. Namun kemudian mereka malah terperangkap dalam keyboard fisik di saat iPhone dan Android tidak lagi menggunakannya," sebut MacWorld.

ADVERTISEMENT

Memang masih banyak yang lebih suka memakai keyboard fisik ala Blackberry, tapi jauh lebih banyak lagi yang sudah memilih meninggalkannya. Ponsel layar sentuh menawarkan tampilan yang lebih lapang dan nyaman.

Jika saja BlackBerry cepat beradaptasi, bisa jadi mereka masih akan bertahan hingga saat ini. Kejatuhan BlackBerry pun dinilai bisa menjadi pelajaran yang amat penting bagi para produsen smartphone yang lain agar tetap waspada dan menuruti perkembangan zaman.

Terlebih tak hanya BlackBerry, hal yang kurang lebih sama juga menimpa Nokia. Nokia ngotot memakai Windows Phone di saat dunia beralih ke Android dan hal itu pula yang menjadi alasan besar mereka akhirnya tumbang.




(fyk/fyk)