Ini Awal Keruntuhan BlackBerry Menurut Petingginya
Hide Ads

Ini Awal Keruntuhan BlackBerry Menurut Petingginya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 08 Jan 2022 22:00 WIB
NEW YORK - OCTOBER 28:  The new Blackberry Bold at its launch party at 260 West Broadway on October 28, 2008 in New York City.  (Photo by Neilson Barnard/Getty Images)
Ponsel BlackBerry. Foto: Getty Images
Jakarta -

Ponsel BlackBerry lawas yang menggunakan OS BlackBerry sudah tamat riwayatnya 4 Januari kemarin, lantaran dukungannya dihentikan. Dari beberapa alasan keruntuhan BlackBerry, dari mana asal mula mereka kelimpungan?

Kejayaan BlackBerry di dunia smartphone memudar cepat semenjak kedatangan iPhone dan kemudian Android. Mantan bos BlackBerry pun pernah mengakui kalau pihaknya kalah bersaing dengan iPhone dan akhirnya tumbang.

Adalah Jim Balsillie yang pernah membuat pengakuan tersebut. Dulu, dia adalah co-CEO BlackBerry yang masih bernama Research in Motion (RIM) bersama Mike Lazaridis. Ia meninggalkan BlackBerry di tahun 2012.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jim mengakui awal kegagalan adalah peluncuran BlackBerry Storm yang tak diterima pasar sehingga banyak pembelinya retur. "Konsumen mengembalikannya 100%," kata Jim yang dikutip detikINET dari CTV.

Awal 2000-an, BlackBerry mengubah cara orang berkomunikasi dan berbisnis dengan layanan email dan BBM yang aman dan nyaman. Tapi pada tahun 2007, kedatangan iPhone membuat orang perlahan beralih dari BlackBerry. BlackBerry coba mengantisipasi dengan Storm tapi gagal.

ADVERTISEMENT

"Dengan Storm, kami mencoba terlalu banyak. Layarnya sentuh, aplikasinya baru dan diciptakan dalam periode yang sangat singkat dan ponsel ini malah menghantam kami. Itulah saat di mana aku tahu kami tak bisa berkompetisi di hardware high end," papar Jim.

Kala itu, BlackBerry masih sehat karena ponselnya laku di negara-negara berkembang. Tapi di AS khususnya, popularitas makin turun. Antara lain karena operator AT&T mendukung penuh iPhone dengan bandwidht unlimited.

BlackBerry lambat beradaptasi. "Waktu itu keadaannya sungguh sulit, perusahaan ini kaget menghadapinya, " kata Balsillie.

Ia sempat mengemukakan ide agar layanan BlackBerry Messenger dibuka saja untuk platform lainnya agar keuangan perusahaan bertambah. Tapi dalam masa kepemimpinannya, BBM tetap tertutup. Barulah di masa CEO Thorsten Heins, BBM menyambangi iOS dan Android.

Namun semuanya sudah terlambat hingga akhirnya bisnis ponsel BlackBerry tidak dapat diselamatkan. Bahkan layanan andalannya BBM pun sudah beberapa lama telah dimatikan.




(fyk/afr)