Jakarta -
Di era digital seperti sekarang ini, HP yang semakin cerdas turut menunjang kebutuhan sehari-hari para pemiliknya. Akan tetapi, ada rasa was-was yang menghantui, sebab HP bisa saja meledak kapan saja, bila kalian tidak hati-hati memakai perangkat tersebut.
HP memiliki komponen utama, yakni keberadaan baterai ponsel untuk 'menghidupkan' ponsel saat dipakai para penggunanya. Baterai lithium ion terdapat arus listrik yang mengalir di dalamnya, berupa anoda (kutub negatif) menuju katoda (kutub positif), dan elektrolit yang biasanya berupa cairan di antara keduanya.
Singkatnya, bila ada kesalahan dalam arus listrik tersebut, bisa berakibat fatal yang berpotensi meledak atau terbakar. Situasi diperparah kalau ketika meledak itu, kalau sedang menelpon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih ingat kasus Samsung Galaxy Note 7 pada 2016 silam yang mengehohkan dunia pergadgetan. Ponsel yang diharapkan jadi andalan Samsung di pasar, justru jadi bumerang setelah sejumlah penggunanya melaporkan ponsel tersebut meledak atau terbakar.
Galaxy Note 7 bukan contoh kasus HP meledak yang disebabkan oleh baterai ponsel. iPhone X milik warga AS Rahel Mohamad meledak setelah meng-update iOS 12.1. Begitu juga dengan kasus ponsel Vivo V5 meledak saat di-charge.
Di Indonesia, tepatnya di Parepare, Sulawesi Selatan, akhir 2019 lalu, memakan korban seorang ibu bernama Wiyah. HP merek Xiaomi S2 itu tiba-tiba meledak, ketika Wiyah berupaya menyalakan gadget tersebut.
Sebelumnya, pada Februari 2019, pegawai honorer di kantor Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (Disominfo dan Statistik) Pemprov Riau mengalami luka di bagian wajah. Korban bernama Netia terluka akibat ponselnya meledak saat di-charge.
Beragam penyebab mengapa sebuah ponsel bisa meledak, mulai dari korsleting karena kesalahan saat mengisi daya baterai, baterai ponsel terlalu panas, perangkat charger bajakan, hingga dipakai terus-terusan meski sedang di-charge.
>>> Halaman berikutnya cara mengatasi agar HP tidak meledak
Langkah PencegahanAgar menghindari kasus baterai HP meledak seperti terjadi yang sudah-sudah, tentunya kalian harus mengikuti langkah berikut, langsung dari pakar gadget Lucky Sebastian.
Lucky menambahkan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar baterai awet dan aman dipakai. Dikatakannya, tidak ada perbedaan cara perawatan baterai. Cara ini berlaku untuk semua jenis ponsel.
Pertama, selalu gunakan charger asli bawaan resmi dari perangkat yang kita gunakan, karena sudah didesain spesifik dengan perangkat tersebut.
Kedua, jangan menggunakan baterai sampai benar-benar habis dan perangkat mati. Sebabnya, sel-sel baterai butuh daya lebih besar untuk diisi kembali jika dalam kondisi sangat habis, akibatnya siklus umur baterai akan menurun.
"Penelitian menemukan, charging baterai ketika baterai masih 50-70%, membuat baterai lebih awet," kata Lucky.
Ketiga, umur baterai dihitung dengan siklus. Rata-rata baterai Lithium-ion memiliki umur 500 cycle. Setelah batas siklus ini terlampaui, kinerja baterai akan menurun secara signifikan.
"Kalau sering di-charge nggak penuh, misal pakai powerbank, atau sebentar-sebentar di-charge, minimal seminggu sekali harus di-charge full cycle sampai penuh," kata Lucky.
Satu siklus kira-kira seperti ini: misalkan kondisi baterai kita hari ini setelah dipakai sisa 50%. Di-charge sampai penuh hingga 100%, kemudian digunakan sampai tersisa lagi 50%, ini dinamai satu siklus.
Keempat, kondisi baterai yang sehat berada di kisaran panas bervariasi antara 0 derajat celcius sampai 35 derajat celcius. Jika meletakkan perangkat di tempat yang panas, misal di bawah sinar matahari terlalu lama sehingga perangkat menjadi sangat panas, ini akan mempengaruhi kinerja dan umur baterai.
Kelima, kebanyakan smartphone sekarang sudah dilengkapi kemampuan untuk menghentikan proses charging secara otomatis jika baterai sudah terisi penuh. Meski demikian, tidak ada salahnya mengikuti saran dari pabrikan agar tidak meletakkan perangkat tersambung terus ke colokan charger, lebih dari 16 jam.
"Kalau kalian sangat concern dengan hal ini, gunakan tambahan timer listrik yang bisa di-set untuk menyala dan mati dalam durasi waktu yang ditentukan. Ini akan lebih baik," tutupnya.