Mampukah Ponsel Huawei Harmony Usik Android?
Hide Ads

Mampukah Ponsel Huawei Harmony Usik Android?

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 30 Sep 2020 08:03 WIB
OS Harmony
Foto: Huawei
Jakarta -

Kena sanksi Amerika Serikat sehingga tak bisa memakai aplikasi Google, Huawei akhirnya memutuskan segera memakai Harmony OS, sistem operasi buatannya sendiri. Mampukah ponsel Harmony yang akan rilis tahun depan mengusik hegemoni Android?

Huawei memang masih memakai Android di produk ponselnya saat ini, namun tanpa aplikasi seperti Play Store, Gmail atau Google Maps, rasanya kurang mantap. Itu mungkin yang meyakinkan CEO Huawei, Richard Yu, mengonfirmasi bahwa ponsel Harmony akan diluncurkan tahun 2021.

Tak hanya itu, Huawei juga membuka pintu lebar-lebar jika ada vendor lain yang mau menggunakan Harmony. Berstatus produsen ponsel terbesar kedua dunia dan disokong pasar China yang kuat, Harmony OS memang berpotensi mengusik Android walau memang amat berat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut biro riset IDC, 85,4% smartphone yang dikapalkan tahun 2019 menggunakan Android. Apple iOS selanjutnya berada di posisi kedua dengan persentase 14,6%.

Dominasi dua OS tersebut sudah coba ditantang di masa silam, dari Samsung Tizen, Amazon Fire OS, Microsoft Windows Phone, BlackBerry OS dan lainnya. Semuanya tidak berhasil dalam misi tersebut.

ADVERTISEMENT

Tugas penting Huawei untuk menyukseskan Harmony OS adalah menarik developer untuk membuat aplikasi sebanyak mungkin. Sebagus apapun OS tanpa aplikasi yang lengkap biasanya tidak memikat konsumen.

Huawei tampaknya sadar benar soal itu sehingga mereka mengundang developer domestik maupun mancanegara. "Kami berdedikasi memperkenalkan pekerjaan developer China ke konsumen global dengan harapan ada lebih banyak (aplikasi seperti) TikTok di masa depan," cetus Yu.

Tapi kemungkinan, beberapa developer memilih menunggu dulu. "Saya pikir mereka ingin melihat seberapa sukses ekosistemnya dan apakah perusahaan lain menghasilkan uang dari Harmony OS dan barangkali mereka memutuskan untuk mengembangkan aplikasi Harmony OS," kata Rich Bishop, CEO Appinchina yang dikutip detikINET dari Tech Node.

Seandainya nanti ada dukungan pemerintah China, langkah Huawei mungkin lebih ringan dalam menciptakan alternatif OS ketiga. Misalnya, meminta produsen ponsel China lain juga memakai Harmony OS.

"Hal ini akan didukung oleh pemerintah China karena sesuai dengan strategi Made in China 2021. Namun hanya akan lepas landas jika vendor China lain seperti Xiaomi dan Oppo mengadopsinya. Meski begitu, masih sulit di Eropa Barat atau Amerika Latin di mana banyak orang dan bisnis bergantung pada produk Google," demikian opini Marta Pinto dari IDC.

"Memang di ranah global, tetap merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dicapai," kata Ben Wood, analis industri di CCS Insight mengutarakan pendapat senada.

Meyakinkan sesama vendor China untuk memakai Harmony OS pun mungkin akan terganjal kecuali memang diwajibkan. Terutama karena mereka tetaplah saling bersaing, apalagi semenjak Huawei memperkuat fokus ke pasar domestik karena terkena sanksi dari AS.

"Jika mereka mengadopsi Harmony OS, berarti mereka membantu Huawei. Jadi saya pikir, kemungkinannya kecil," ujar Bishop. Berbagai macam prediksi boleh saja dikemukakan, waktu yang akan menjawab seberapa hebat Harmony OS dalam menantang Android nanti.