Kena sanksi Amerika Serikat sehingga tak bisa memakai aplikasi Google, Huawei akhirnya memutuskan segera memakai Harmony OS, sistem operasi buatannya sendiri. Mampukah ponsel Harmony yang akan rilis tahun depan mengusik hegemoni Android?
Huawei memang masih memakai Android di produk ponselnya saat ini, namun tanpa aplikasi seperti Play Store, Gmail atau Google Maps, rasanya kurang mantap. Itu mungkin yang meyakinkan CEO Huawei, Richard Yu, mengonfirmasi bahwa ponsel Harmony akan diluncurkan tahun 2021.
Tak hanya itu, Huawei juga membuka pintu lebar-lebar jika ada vendor lain yang mau menggunakan Harmony. Berstatus produsen ponsel terbesar kedua dunia dan disokong pasar China yang kuat, Harmony OS memang berpotensi mengusik Android walau memang amat berat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut biro riset IDC, 85,4% smartphone yang dikapalkan tahun 2019 menggunakan Android. Apple iOS selanjutnya berada di posisi kedua dengan persentase 14,6%.
Dominasi dua OS tersebut sudah coba ditantang di masa silam, dari Samsung Tizen, Amazon Fire OS, Microsoft Windows Phone, BlackBerry OS dan lainnya. Semuanya tidak berhasil dalam misi tersebut.
Tugas penting Huawei untuk menyukseskan Harmony OS adalah menarik developer untuk membuat aplikasi sebanyak mungkin. Sebagus apapun OS tanpa aplikasi yang lengkap biasanya tidak memikat konsumen.
Huawei tampaknya sadar benar soal itu sehingga mereka mengundang developer domestik maupun mancanegara. "Kami berdedikasi memperkenalkan pekerjaan developer China ke konsumen global dengan harapan ada lebih banyak (aplikasi seperti) TikTok di masa depan," cetus Yu.
Tapi kemungkinan, beberapa developer memilih menunggu dulu. "Saya pikir mereka ingin melihat seberapa sukses ekosistemnya dan apakah perusahaan lain menghasilkan uang dari Harmony OS dan barangkali mereka memutuskan untuk mengembangkan aplikasi Harmony OS," kata Rich Bishop, CEO Appinchina yang dikutip detikINET dari Tech Node.