Kabar ini dihembuskan oleh Evan Blass, yang menyebut Samsung berencana merilis setidaknya satu buah ponsel pada 2020 atau 2021 yang menggunakan baterai graphene, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Rabu (14/8/2019).
Dibanding lithium-ion, graphene mempunyai sejumlah keunggulan. Seperti mempunyai kapasitas penampung daya 45% lebih besar, dan bisa diisi ulang lima kali lebih cepat ketimbang baterai yang ada saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambah lagi, saat nanti jumlah produksinya sudah meningkat, baterai berbasis graphene ini bisa lebih murah ketimbang lithium-ion, dan untuk jangka panjang, lebih baik untuk lingkungan.
Namun keunggulan utama graphene dibanding lithium-ion sebenarnya bukan hal yang sudah disebut di atas. Baterai berbasis graphene ini tidak akan meledak, tidak seperti lithium-ion yang bisa terbakar dan meledak jika tak memenuhi persyaratan tertentu.
Namun untuk saat ini, Samsung masih perlu meningkatkan kapasitas produksinya sembari menurunkan biaya produksi. Jadi pada awalnya, penggunaan baterai graphene ini diperkirakan masih sangat terbatas dan harganya akan mahal.
Samsung sendiri belum mengkonfirmasi kapan graphene ini bisa digunakan di baterai ponsel buatan mereka. Namun kabarnya penerus Galaxy Fold bakal menjadi kandidat potensial untuk teknologi ini.
Mengapa penerus Galaxy Fold? Sepertinya ini karena lini ponsel ini menjadi subjek yang cocok untuk uji coba. Mengingat produksinya yang tak akan terlalu tinggi, dan ponsel layar lipat itu harganya memang sudah tinggi.
(asj/krs)