Demikian diungkap GM PT Sat Nusapersada Alex Candra saat dikunjungi kantornya, Senin (20/5/2019). Kendati tidak disebutkan berapa jaraknya, tapi diklaimnya terpanjang dari seri Xiaomi lain yang pernah mereka buat.
"Proses perakitannya terpanjang dalam sejarah Xiaomi, sebelumnya Mi A1," ungkap Alex.
![]() |
Untuk memenuhi permintaan yang begitu tinggi, pihak Sat Nusa Persada berupaya memenuhi target produksi. Saat ini ada tiga line khusus untuk merakit Redmi Note 7. Proses pengerjaan berlangsung Senin hingga Sabtu selama 24 jam.
"Kami ada 1.000 pekerja yang menggarap Xiaomi. Dalam sebulan ada 700 ribu unit yang dirakit," terang Alex.
Proses Perakitan
![]() |
Video: Xiaomi Tanggapi Redmi Note 7 yang Disebut Gaib
Mereka mengecek kelengkapan komponen yang akan dirakit. Setelahnya proses perakitan dimulai dengan tahap awal memasang motherboard, sidik jari dan kamera. Untuk kamera ini dilakukan bilik khusus.
"Kalau dipasang di area biasa, sensor akan tertempel debu," kata Alex.
![]() |
Setelahnya dipasang komponen lain, mulai dari baterai hingga layar. Dalam line ini turut pula dilakukan pengujian setiap komponennya. Tidak saja diperiksa langsung oleh pekerja, proses pengetesan dilakukan mesin, seperti baterai, audio, layar, sinyal dan lain-lain.
"Untuk menguji baterai kami melakukan selama 6 jam. Selanjutnya kami uji P2I untuk melihat ketahanan ponsel terhadap percikan air," papar Alex.
Lebih lanjut dijelaskannya P2I merupakan kependekan prevent, protect dan improve. Di sini unit ponsel dikeringkan selama dua jam, kemudian disemprotkan cairan kimia yang bertujuan mencegah air masuk lebih cepat ke dalam bodi.
"Proses ini dilakukan selama satu jam. Layar ponsel kami lindungi pelapis agar tidak berubah warna," ujarnya.
![]() |
Bila semua telah lengkap, kota kemasan Redmi Note 7 dilaminasi. Pihak Sat Nusa akan memasukkan 20 kotak ponsel dalam satu kardus. Setelahnya Redmi Note 7 siap dikirimkan ke distributor untuk selanjutnya dikirimkan ke tangan Mi Fans yang membeli ponsel ini. (afr/afr)