"Ini adalah periode yang sangat menyakitkan, namun dalam beberapa bulan ini kami telah belajar banyak," sebut DJ Koh, Samsung Mobile Head yang dikutip detikINET dari Recode.
Samsung menyatakan investigasinya melibatkan 700 staff yang menguji 200 ribu ponsel serta 30 ribu baterai tambahan. Investigasi itu dikukuhkan oleh tiga perusahaan eksternal yang dilibatkan yakni UL, Exponent, dan TUV Rheinland.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, Samsung kemudian melakukan recall dan mengganti baterainya. Namun malangnya, baterai pengganti dari pemasok terpisah ini ternyata mengalami masalah dalam proses pembuatannya yang juga memicu baterai mengalami hubungan pendek dan terbakar.
Saksikan video 20detik di sini:
Masalah beruntun itu membuat Samsung akhirnya melakukan keputusan drastis. Yakni menghentikan sepenuhnya produksi serta penjualan Note 7 menjelang akhir tahun 2016 lalu.
Samsung menyatakan desain Note 7 sendiri aman dan tidak menyebabkan masalah di kedua baterai dari pemasok berbeda itu. Isu yang terjadi di baterai pengganti adalah karena pemasok mencoba terlalu cepat meningkatkan produksi baterai.
"Kami yakin bahwa jika tidak ada isu manufaktur di baterai B tersebut, Note 7 masih bisa dijual ke pasar," sebut Tim Baxter, bos Samsung Electronics America. (fyk/fyk)