Demikian Direktur Marketing Advan Tjandra Lianto menganalogikan posisi perusahaan lokal yang punya pabrik di kawasan Candi, Semarang, Jawa Tengah tersebut.
Advan percaya, tak semua vendor harus menjadi pelopor alias pertama dalam berbagai hal. Jika ada yang memilih berada dalam posisi follower pun tak salah. Asal, mereka mampu memberikan nilai jual berbeda terhadap produknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena inilah yang wajib dipelototi Advan. Yakni cermat melihat tren atau gaya seperti yang laku di pasar, lalu dikembangkan dengan cita rasa lokal mereka dan pastinya ditawarkan dengan harga ramah kantong.
"Ini kita jadi seperti koki, yang mencampurkan berbagai bumbu dan bahan makanan untuk jadi sebuah masakan," ujar Tjandra saat berbincang santai dengan detikINET.
Bumbu dan bahan makanan yang dimaksud tentu saja terkait dengan spesifikasi ponsel dan model yang disukai konsumen. "Apakah itu dibekali RAM 4 GB, desainnya agak melengkung atau lainnya. Nanti kita ramu semuanya," lanjut Tjandra.
Ia kemudian mencontohkan produk andalan Advan saat ini, seri Advan i5A yang tampil dengan desain elegan dual Mirror 2.5D Curved Glass yang dibalut dengan silk touch coating.
Β "Advan i5A merupakan smartphone pertama yang menerapkan teknologi 2.5D curved glass secara double pada screen dan back cover. Teknologi tersebut memungkinkan desain yang dimiliki berkesan elegan dan nyaman untuk digenggam," Tjandra memaparkan.
"Ponsel seharga Rp 1,8 jutaan dengan desain rose gold ini bahkan dikira seharga Rp 6 jutaan saat ditanya ke konsumen saat kami melakukan survei," tambahnya.
Harus diakui, warna rose gold yang disodorkan Advan i5A juga mengikuti tren dari brand global, dimana flagship ponselnya juga ditawarkan dengan warna manis tersebut.
"Tapi ini bukan berarti kita gak punya ciri khas sebagai diferensiasi lho," tegas Tjandra.
Contohnya, ia menambahkan, seri Advan i5A dibekali dengan fitur intelligent switch yang tak ada di ponsel pesaingnya. Fitur ini mempermudah pengguna ketika mengangkat telepon hanya dengan menempelkan pada telinga, mengubah mode dering menjadi silent cukup dengan membalikannya serta mengubah panggilan loudspeaker kembali ke headset cukup dengan menempelkannya ke telinga.
"Jadi saat ketika ada telepon masuk, tak perlu slide untuk mengangkatnya. Cukup langsung ditempelkan ke telinga dan langsung berbicara. Begitu juga saat sedang meeting," pungkasnya. (ash/rns)











































