Saat ditanyakan hal tersebut ke pihak Erajaya sebagai distributor resmi BlackBerry di tanah air. Mereka belum bisa menjawabnya, sebab semua keputusan ada di tangan BlackBerry.
"Aku sendiri tidak tahu. BlackBerry yang punya aturan (kapan dirilis). Mereka pun waktu itu pernah bilangkan tidak dulu membahas soal Priv," ujar Djatmiko Wardoyo, Director Marketing & Communications Erajaya Group saat ditemui di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (17/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun meyakini ponsel anyar BlackBerry itu dapat diterima di tanah air. Sebab ia melihat masih banyak pecinta perangkat buatan perusahaan berbasis di Kanada itu.
"Semua brand itu punya potensi di Indonesia. Negara kita itu pasar yang gede banget. Jangankan BlackBerry, pengemar Nokia aja masih banyak di Indonesia," papar Koko.
Bicara mengenai BlackBerry Priv sendiri, ponsel ini punya spesifikasi layar 5,4 inch. Berbekal Android Lollipop dengan prosesor Snapdragon 808 yang didukung RAM 3 GB.
Memori memori internal 32 GB dan bisa diekspansi sampai 2 TB lewat slot micro SD. Priv mendukung koneksi LTE, Bluetooth 4.1 dan NFC.
Kameranya punya kemampuan 18 MP yang dibekali lensa Schneider-Kreuznach dan fitur Optical Image Stabilization. Sedangkan kamera depannya 2 MP. Kemampuan baterai BlackBerry Priv juga terbilang lumayan, yakni sebesar 3.410 mAh.
BlackBerry mengklaim, ponselnya mampu bertahan hingga 22,5 jam dalam sekali charge. Tambahan lain, Priv juga dibekali fitur fast charging atau pengisian ulang baterai dalam waktu singkat.
Priv dirilis secara global pada November 2015. Perangkat Android pertama BlackBerry itu akan melenggang juga di Indonesia. Beberapa waktu lalu, Managing Director BlackBerry Indonesia Sofran Irchamni memastikan pihaknya akan merilis Priv di Indonesia. Hanya saja, tidak dalam waktu dekat ini.
"Secara global kan akan dirilis di bulan November 2015. Tapi kalau untuk pasar Indonesia paling lambat di awal tahun 2016," ujarnya kala itu. Sofran optimistis Priv bakal sukses dan bisa bersaing dengan handset lain di Indonesia, mengingat memang ada pasarnya.
"Kami yakin sukses. Soalnya gini, pasti ada segmen tertentu yang membutuhkan perangkat Android dengan tingkat keamanan yang tinggi. Dan kami akan masuk ke segmen yang dimaksud," sebut Sofran.
(afr/asj)