Hal itu ditegaskan oleh Head of Corporate and Consumer HTC South Asia Shane Chiang di sela-sela peluncuran HTC RE yang turut dihadiri detikINET di Skylight Moynihan, New York, Kamis (9/10/2014).
"Ini lebih ke gaya hidup. Keluarga, kantor, dan semua yang bukan terkait dengan olahraga ekstrim. Ini kamera untuk lifestyle. Aktivitas sehari-hari," kata Shane.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak mengherankan bila pada promo iklan yang dibuat, HTC RE menonjolkan kebersamaan dan kehidupan sehari-hari seperti bersepeda, jogging, hingga membawa balita jalan-jalan ke taman. Benar-benar jauh dari imej kamera para adventurer.
"Desainnya sangat ringkas dan urban. Seperti bisa ditaruh di saku baju tanpa harus memencet-memencet seperti action camera. Saya sudah mencoba ditaruh di saku dan naik motor keliling Singapura. Sangat menarik," ucapnya.
Alhasil, HTC RE enggan dipadankan dengan GoPro maupun kamera setipe. "Tidak head to head dengan action cam seperti GoPro. Berbeda dengan action camera yang harus ke tempat yang ekstrim dengan olahraga yang keras. Ini tidak perlu," tandasnya.
HTC RE merupakan produk terbaru dari HTC. Varian ini cukup 'menyimpang' dari bisnis utama HTC yakni smartphone.
Kamera mini yang juga agak-agak mirip dengan inhaler asma ini punya spek yang tak kalah canggih. Kamera ini menawarkan kualitas gambar 16 MP dengan sensor CMOS 1/2.3 dan lensa 146Β° ultra wide angle.
HTC RE didesain tahan air dan anti debu dengan sertifikasi IP57. Kamera mini perdana ini punya kemampuan untuk merekam video 1080p @30 fps dan 720p @120fps untuk video slow motion.
Di dalam fitur HTC RE, ada juga sensor grip yang bisa mengaktifkan kamera begitu kita memegangnya. Kemudahan ini harusnya membuat pengguna tak lagi khawatir melewatkan momen foto atau video hanya karena terlambat mengaktifkannya.
Dengan tenaga baterai 820 mAh, kamera mini ini juga bisa mengambil gambar ukuran 16MP sebanyak 1.200 foto atau merekam video selama 1 jam 40 menit dengan kualitas HD 1080p.
(rou/rou)