Meski ketiganya merupakan hasil garapan Google, faktanya satu sama lain merupakan βplatformβ terpisah. Lewat Project Hera, ketiganya direncanakan berjalan sinkron dalam satu kesatuan.
Untuk memungkinkannya, Google konon mengupayakan aplikasi berbasis HTML 5 agar dapat berjalan pada platform Android layaknya aplikasi native Android.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila Project Hera berhasil, untuk melihat email masuk, pengguna Android hanya perlu menggeser layar ke pilihan email layaknya pada browser Chrome. Dengan begitu space RAM akan tetap terjaga dan tidak βtermakanβ aplikasi yang standby setiap saat karena terlanjur dibuka.
Keuntungan lainnya adalah dengan terintergrasinya Chrome, di manapun pengguna menggunakan Chrome baik di desktop maupun mobile, sejarah website yang digunakannya akan tersimpan.
Sehingga tak perlu lagi repot-repot mengingat alamat website yang ingin diakses. Begitu juga sejarah pencarian saat pengguna menggunakan Google Search.
Sinkronisasi semacam ini sejatinya telah dirasakan pengguna Android lewat Google Sync. Kontak di Gmail pengguna langsung terintegrasi dengan perangkat Android miliknya bila alamat emailnya dimasukkan. Namun Google belum mengadopsi HTML 5 pada fitur Google Sync.
Bisa dibilang keuntungan mengadopsi HTML 5 terletak pada konsumsi RAM yang bisa jauh lebih rendah. Apalagi isu terbesar Android adalah konsumsi RAM yang kian meningkat seiring banyaknya penggunaan aplikasi. Ujung-ujungnya adalah kinerja perangkat yang semakin melambat.
Sejauh ini disebutkan Project Hera memang dioptimalkan untuk mengintegrasikan layanan Google saja. Namun juga tak menutup kemungkinan para pengembang akan mulai mengadopsi HTML 5 untuk membuat aplikasi setelah Project Hera diumumkan kelak.
Apapun itu, Project Hera masih berbentuk gossip yang belum jelas ujungnya. Pun begitu, seperti detikINET kutip dari Ubergizmo, Senin (7/4/2014), kabarnya Google akan memamerkannya pada event Google I/O bulan Juni mendatang.
(yud/ash)