Chip AI Nvidia Jadi Senjata Diplomasi Amerika ke China
Hide Ads

Chip AI Nvidia Jadi Senjata Diplomasi Amerika ke China

Anggoro Suryo - detikInet
Kamis, 30 Okt 2025 14:29 WIB
U.S. President Donald Trump speaks to members of the media as he departs for Asia from the South Lawn of the White House in Washington, D.C., U.S., October 24, 2025. REUTERS/Kylie Cooper Purchase Licensing Rights
Foto: REUTERS/Kylie Cooper Purchase Licensing Rights
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya menjadikan chip AI buatan Nvidia sebagai senjata diplomasi baru dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping.

Dalam pernyataannya di atas pesawat Air Force One menuju Gyeongju, Korea Selatan, Trump menyebut chip Nvidia Blackwell sebagai "super-duper chip" dan mengatakan akan membicarakannya dengan Xi saat keduanya bertemu, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (30/10/2025).

Langkah ini muncul di tengah tensi dagang yang belum reda antara dua raksasa ekonomi dunia. Penjualan chip AI kelas atas milik Nvidia menjadi isu sensitif dalam negosiasi panjang antara Washington dan Beijing sepanjang tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah AS selama ini melarang ekspor chip tercanggih Nvidia ke China, dengan alasan khawatir teknologi tersebut bisa digunakan militer Beijing untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan intelijennya.

ADVERTISEMENT

Sebaliknya, China menilai pembatasan itu sebagai bentuk hambatan perdagangan yang merugikan dan mendorong perusahaan lokal untuk mempercepat pengembangan chip dalam negeri. Namun, banyak pengembang AI di China masih mengandalkan chip Nvidia karena produk dalam negeri seperti Huawei masih kesulitan memenuhi kebutuhan performa tinggi.

CEO Nvidia Jensen Huang sebelumnya mengakui pihaknya belum mengajukan izin ekspor untuk chip Blackwell ke China karena situasi politik yang belum pasti. Meski begitu, ia tetap berharap pasar China bisa terbuka lagi, karena pasar tersebut penting untuk mendukung riset dan pengembangan di AS.

"Mereka sudah sangat jelas menyatakan tidak ingin Nvidia hadir di sana untuk saat ini," ujar Huang dalam konferensi pers di acara pengembang Nvidia.

Chip Blackwell yang disebut Trump itu sendiri merupakan generasi terbaru dari prosesor AI Nvidia -- dirancang untuk melatih model AI raksasa dengan efisiensi daya dan performa ekstrem. Trump, yang kini kembali ke Gedung Putih, menyebut pembicaraan soal chip ini bisa menjadi bagian penting dari perundingan dagang baru dengan China.

Jika pembahasan ini benar-benar terjadi, chip AI bisa menjadi alat tawar baru dalam hubungan AS-China -- bukan lagi sekadar urusan teknologi, tetapi juga strategi geopolitik di era kecerdasan buatan.




(asj/asj)
Berita Terkait