Mendag AS Paksa Taiwan Bantu Amerika Produksi Chip Canggih
Hide Ads

Mendag AS Paksa Taiwan Bantu Amerika Produksi Chip Canggih

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 03 Okt 2025 13:02 WIB
Wafer Chip TSMC
Foto: Dok. TSMC
Washington -

Pemerintah Amerika Serikat mendesak Taipei untuk mengalihkan investasi dan produksi chip ke AS, agar separuh chip yang edar di Amerika dapat diproduksi di dalam negeri.

Washington telah berdiskusi dengan Taipei mengenai pembagian "50-50" dalam produksi semikonduktor, yang akan signifikan mengurangi ketergantungan Amerika pada Taiwan. Taiwan disebut-sebut memproduksi lebih dari 90% semikonduktor canggih dunia, yang menurut Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, menimbulkan kekhawatiran karena jarak negara kepulauan itu dari AS dan kedekatannya dengan China.

"Tujuan saya, dan tujuan pemerintahan ini, adalah memindahkan produksi chip secara signifikan ke dalam negeri, kita perlu membuat chip kita sendiri," kata Lutnick. "Ide yang saya ajukan adalah, mari kita capai 50-50. Kami memproduksi separuhnya, dan Anda memproduksi separuhnya lagi."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Target Lutnick adalah mencapai sekitar 40% produksi semikonduktor domestik pada akhir masa jabatan Presiden AS Donald Trump, yang akan membutuhkan investasi lokal lebih dari USD 500 miliar.

ADVERTISEMENT

Kekuatan Taiwan dalam produksi chip berkat Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC), produsen chip terbesar dan tercanggih di dunia, yang menangani produksi untuk raksasa teknologi Amerika seperti Nvidia dan Apple.

Posisi penting Taiwan dalam produksi chip global diyakini menjamin pertahanannya terhadap aksi militer langsung dari China, yang sering disebut Perisai Silikon. Namun Lutnick mengecilkan "Perisai Silikon" dan berpendapat Taiwan akan lebih aman dengan produksi chip lebih seimbang antara AS dan Taiwan.

"Argumen saya kepada mereka adalah, kalau Anda punya 95% produksi chip, bagaimana saya bisa mendapatkannya untuk melindungi Anda? Anda akan meletakkannya di pesawat? Meletakannya di kapal?" kata Lutnick. Berdasarkan rencana 50-50, AS akan tetap "sangat bergantung" pada Taiwan, tetapi akan memiliki kapasitas sendiri.

Beijing memandang Taiwan sebagai wilayahnya dan berjanji merebutnya kembali dengan paksa jika perlu. Tahun ini, militer China menggelar sejumlah latihan militer skala besar di lepas pantai Taiwan untuk menguji kemampuan militernya.

Pernyataan Lutnick dalam wawancara News Nation selaras dengan komentar Trump sebelumnya, yang menunjukkan bahwa AS harus mendapatkan lebih banyak imbalan atas bantuan pertahanannya pada Taiwan.

Tahun lalu, Trump, yang saat itu masih calon presiden, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Taiwan harus membayar AS untuk pertahanan, dan menuduh negara itu "mencuri" bisnis chip Amerika Serikat.

AS pernah menjadi pemimpin pasar semikonduktor global, tapi kehilangan pangsa pasar karena pergeseran industri dan munculnya raksasa Asia seperti TSMC dan Samsung. TSMC telah membangun fasilitas manufaktur di AS sejak 2020 dan terus meningkatkan investasinya. TSMC mengumumkan niatnya untuk berinvestasi tambahan sebesar USD 100 miliar pada bulan Maret, sehingga total investasi yang direncanakan jadi USD 165 miliar.




(fyk/fyk)
Berita Terkait