Duh, Ratusan Karyawan Teknologi Dipecat Karena Tergeser AI
Hide Ads

Duh, Ratusan Karyawan Teknologi Dipecat Karena Tergeser AI

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 01 Agu 2025 11:15 WIB
Ilustrasi AI
Foto: Getty Images/Supatman
Jakarta -

Berbagai macam pekerjaan benar-benar terancam oleh kecanggihan AI atau kecerdasan buatan. Para eksekutif agaknya mulai berlomba-lomba mengganti tenaga manusia yang merepotkan dan mahal dengan AI.

Terbaru, pendiri dan CEO raksasa software Atlassian, Mike Cannon-Brookes, mengumumkan bahwa 150 karyawan akan diberhentikan, dengan beberapa posisi digantikan dengan teknologi AI. Menurut Sydney Morning Herald, pemutusan hubungan kerja (PHK) ini terutama berimbas pada posisi layanan pelanggan.

Cannon-Brookes membuat pengumuman tersebut melalui panggilan video dari rumahnya. Staf yang terdampak diperkirakan akan menerima gaji selama enam bulan ke depan untuk pesangon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikINET dari Futurism, kejadian ini merupakan pertanda zaman, karena para eksekutif berupaya mengotomatiskan sebagian pekerjaan dengan bantuan AI. Industri teknologi, khususnya, telah diguncang oleh PHK massal karena perusahaan-perusahaan menggandakan investasi miliaran dolar dalam pembangunan dat canter AI dan merekrut talenta-talenta AI papan atas.

Berita ini muncul setelah CEO OpenAI Sam Altman, memperingatkan bahwa kategori pekerjaan seperti dukungan pelanggarn, dapat segera digantikan oleh AI. "Sekarang Anda menelepon salah satu dari mereka dan AI akan menjawab," kata Altman.

ADVERTISEMENT

Salah satu pendiri Atlassian, Scott Farquhar, membela PHK tersebut. "Beberapa sektor ekonomi kita akan tumbuh secara signifikan seiring AI meningkatkan produktivitas dan beberapa sektor ekonomi kita memang akan menyusut seiring kita melakukannya," cetusnya.

Dalam postingan blog perusahaan, Atlassian menyinggung kode etik perusahaan, yang membenarkan PHK massal yang dilakukannya. "Nilai kami, 'Membangun dengan Hati dan Seimbang', adalah tentang membuat keputusan sulit dan tepat dengan semangat, empati, dan kepedulian," demikian bunyi postingan blog tersebut.

Cannon-Brookes sendiri dikritik awal tahun ini setelah membeli jet pribadi seharga lebih dari USD 75 juta. Padahal ia getol menyuarakan advokasi iklim dan energi surya.

"Saya tidak menyangkal bahwa saya memiliki konflik internal yang mendalam mengenai hal ini," tulisnya mengenai pembelian itu. Ia beralasan membutuhkan pesawatnya untuk keamanan pribadi.




(fyk/fay)
Berita Terkait