Ngeri! Harta Elon Musk Amblas Rp 1.900 Triliun
Hide Ads

Ngeri! Harta Elon Musk Amblas Rp 1.900 Triliun

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 07 Mar 2025 11:20 WIB
Elon Musk holds a chainsaw onstage as he attends the Conservative Political Action Conference (CPAC) in National Harbor, Maryland, U.S., February 20, 2025. REUTERS/Nathan Howard     TPX IMAGES OF THE DAY
Ngeri! Harta Elon Musk Amblas Rp 1.900 Triliun. Foto: REUTERS/Nathan Howard
Jakarta -

Kekayaan Elon Musk yang sempat tembus USD 400 miliar dan menjadikannya manusia terkaya sepanjang masa, kian berkurang secara drastis. Berbagai macam kontroversi yang melanda Musk dan persaingan ketat yang dialami perusahaannya membuat hartanya merosot.

Menurut estimasi Forbes secara real time, kekayaan bersih Musk turun USD 8,8 miliar pada hari Kamis menjadi USD 342,8 miliar. Kekayaan Musk sekarang sudah turun total USD 121,2 miliar atau lebih dari Rp 1.900 triliun dari rekor USD 464 miliar pada 17 Desember, ketika saham Tesla ditutup pada harga tertinggi sepanjang masa, yaitu USD 480 per saham.

Namun saat ini, harga saham Tesla ditutup pada harga sedikit di atas USD 263, sekitar 45% di bawah rekor akhir tahun silam. Walau banyak berkurang, Musk tetap menjadi orang terkaya di Bumi sejauh ini, mengungguli ranking kedua Mark Zuckerberg, CEO Meta, dengan selisih lebih dari USD 120 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk melihat besarnya penurunan harta Musk sebesar USD 121 miliar, orang terkaya ke-10 di planet ini, mantan CEO Microsoft Steve Ballmer, diperkirakan memiliki kekayaan sebesar USD 118,9 miliar. Orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani dari India, hartanya USD 89,8 miliar.

Lonjakan saham Tesla pasca pemilu terjadi saat Wall Street bertaruh bahwa sumbangan Musk yang mendekati USD 300 juta untuk kampanye Donald Trump akan menghasilkan kemenangan besar, misalnya diuntungkan regulasi lebih ringan kendaraan self driving-nya. Namun kini, kondisinya sudah berbeda, terlebih Trump mulai menerapkan tarif impor ke negara seperti China ataupun Kanada.

ADVERTISEMENT

Tesla sangat sensitif terhadap tarif karena China adalah pasar terbesar kedua dan basis produksi. Perusahaan tersebut, seperti produsen mobil Amerika lainnya, bergantung pada impor dari Kanada untuk produksi. Tarif akan berdampak pada bisnis dan profitabilitas mereka mengingat Tesla masih sangat bergantung pada suku cadang dari seluruh dunia.

Faktor lain menurunnya saham perusahaannya diduga karena ulah Musk yang semakin tidak dapat diprediksi terutama dalam politik. Dia mendukung partai sayap kanan di negara seperti Jerman dan sering mengkritik para pemimpin Eropa.

"Keterlibatan Musk dengan DOGE dan pemerintahan Trump secara luas dapat memengaruhi beberapa pembeli di AS dan Eropa," tulis analis Baird Ben Kallo dalam catatan kepada klien.




(fyk/afr)