CEO Perusahaan Raksasa Jepang Dipecat Gegara Obat Terlarang
Hide Ads

CEO Perusahaan Raksasa Jepang Dipecat Gegara Obat Terlarang

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 30 Okt 2024 16:15 WIB
Stefan Kaufmann
Stefan Kaufmann, mantan CEO Olympus. Foto: Dok. Yomiuri Shimbun
Jakarta -

Olympus, yang dulunya dikenal sebagai pabrikan kamera mirrorless, memecat CEO Stefan Kaufmann setelah ia dituding membeli obat-obatan terlarang.

Kaufmann, yang merupakan warga negara Jerman, baru memimpin Olympus sejak April lalu menggantikan CEO sebelumnya, Yasuo Takeuchi. Ia punya tugas utama untuk memperluas bisnis peralatan medis Olympus.

Kasus ini membuat saham Olympus anjlok 6%. Dan, Takeuchi kini kembali menjadi CEO Olympus untuk menggantikan Kaufmann, demikian dikutip detikINET dari Nypost, Rabu (30/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah menerima laporan bahwa Stefan Kaufmann membeli obat-obatan terlarang...Olympus setelah berkonsultasi dengan penasihat hukum luar, langsung menginvestigasi laporan ini," tulis Olympus dalam pernyataannya.

"Berdasarkan hasil investigasi, Dewan Direksi mengambil keputusan bulat bahwa Stefan Kaufmann kemungkinan besar melakukan sesuatu yang tak sejalan dengan kode etik global kami, nilai utama kami, dan kebudayaan perusahaan kami," lanjut perusahaan asal Jepang itu.

ADVERTISEMENT

Olympus juga sebenarnya melaporkan masalah ini ke polisi, yang kemudian langsung menggeledah rumah Kaufmann pada Juni lalu. Namun polisi tak menemukan obat-obatan terlarang yang dimaksud.

Kaufmann sudah 20 tahun bekerja di Olympus. Ia didaulat menjadi CEO setelah Olympus menerima surat peringatan dari Food and Drug Administration soal pelanggaran terkait regulasi persyaratan dan kualitas sistem untuk produk medis endoskop dan aksesoris yang terkait.

Olympus dulunya terkenal lewat bisnis kameranya, sampai akhirnya pada tahun 2020 mereka menyerah dan menjual divisi kameranya ke Japan Industrial Partners, yang kemudian membentuk OM Digital Solutions untuk mengurus bisnis kamera tersebut.

Divisi kamera, atau tepatnya divisi imaging, adalah sebagian kecil dari bisnis Olympus. Kini pun divisi tersebut lebih banyak berfokus pada pembuatan peralatan medis, seperti endoskop.

Olympus mengaku sudah mencoba berbagai cara untuk menghadapi penurunan pasar kamera, yang terus menyusut karena evolusi kamera di ponsel yang semakin bagus. Namun akhirnya mereka memutuskan bahwa cara-cara yang mereka pakai itu tak bisa menghadapi penurunan tersebut.

Sementara JIP dalam pernyataannya mengaku akan melanjutkan pengembangan produk kamera dari divisi yang mereka akuisisi tersebut menggunakan brand yang sudah dimiliki Olypmus, seperti OM-D dan Zuiko, sama seperti yang mereka lakukan pada bisnis Vaio yang mereka ambil dari Sony.




(asj/asj)