Strategi E-Commerce buat Hadirkan Layanan Kurir yang Untungkan Masyarakat
Hide Ads

Strategi E-Commerce buat Hadirkan Layanan Kurir yang Untungkan Masyarakat

Erika Dyah - detikInet
Minggu, 16 Jun 2024 16:01 WIB
ilustrasi paket ecommerce
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Jasa logistik memainkan peran penting di tengah tren belanja daring yang kian digemari masyarakat saat ini. Pemain e-commerce di Indonesia pun berlomba-lomba menyediakan layanan jasa kirim dari berbagai perusahaan ekspedisi atau pengiriman barang ekspres.

Tingginya kebutuhan jasa logistik ini dibuktikan dengan banyaknya teriakan kurir yang menyerukan kata 'Paket' ke jutaan rumah tiap harinya di Indonesia. Namun, tak banyak orang sadar, peran kurir secara tidak langsung telah memenuhi kebutuhan dan keinginan banyak orang lewat berbelanja online di eCommerce.

Asosiasi Pengusaha Logistik eCommerce (APLE) pun menilai peran jasa logistik makin vital belakangan ini. Berbagai diskon, seperti insentif promo gratis ongkir, menjadi pemikat seseorang dalam berbelanja. Tak heran, tersedia atau tidaknya layanan gratis ongkir dalam platform e-commerce menjadi yang paling banyak dicari orang dalam berbelanja online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di dalam dunia e-commerce memang banyak sekali promo-promo atau upaya meningkatkan layanan dan kemudahan agar transaksi terus berjalan. Hal ini dikarenakan tolak ukur performance dari sebuah platform adalah GMV (Gross merchandise value) yaitu jumlah transaksi dan growthnya sehingga upaya aktif menjaga agar transaksi berjalan terus dan salah satunya memberikan layanan antar yang menarik dan terjangkau," kata Ketua Umum APLE Sonny Harsono dalam keterangan tertulis, Minggu (16/6/2024).

Seperti diketahui, berbagai platform e-commerce seperti Shopee hampir menggunakan strategi yang sama demi menggaet pengguna. Gratis ongkir selalu dicari-cari dan pengguna bisa menerka jasa kurir yang akan dipakai berdasarkan waktu pengiriman. Bukan berdasarkan siapa perusahaan ekspedisi si pengirim.

ADVERTISEMENT

Bila ditelusuri satu per satu, tidak satupun e-commerce mencantumkan nama perusahaan pengirim (jasa logistik) pada bagian check out barang sebelum transaksi dilakukan. Semua e-commerce hanya menampilkan layanan reguler, same day, instant, kargo, dan lainnya. Layanan itu juga hanya menampilkan waktu kedatangan pengiriman barang dan harga.

Praktik ini pun dilakukan raksasa e-commerce dunia, seperti Amazon. Bisa dikatakan, konsumen lebih mementingkan kecepatan barang tiba dan adanya insentif biaya pengiriman. Begitu pun yang terjadi di Shopee.

Jika pengguna sudah memilih barang yang ingin dibeli, tahap selanjutnya adalah memilih jasa pengiriman berdasarkan layanan. Mulai dari paling cepat hingga ekonomi/standar yang memungkinkan konsumen mendapatkan gratis biaya pengiriman alias gratis ongkir.

Istimewa Foto: Istimewa

Di sisi lain, Sonny berpandangan perlunya mempelajari lebih lanjut dugaan monopoli yang belakangan mencuat kepada perusahaan e-commerce. Sebab fakta di lapangan, semua pemain e-commerce hanya menggunakan teknik marketing promosi silang antara platform dengan jasa kurir yang terafiliasi.

Hampir semua platform e-commerce memberikan ruang bagi jasa logistik lain. Dengan kata lain, pengguna dan konsumenlah menjadi yang terakhir memilih jasa kurir mana yang paling tepat buat mereka.

"Harus diperhatikan agar bisnis e-commerce yang sifatnya sedikit berbeda dengan bisnis konvensional pada umumnya dapat dijadikan pertimbangan utama agar asas fairness dan competitiveness dari industri digital tetap tumbuh dan tidak dirugikan," pungkasnya.

(akn/ega)
Berita Terkait