TikTok menjadi perusahaan teknologi kesekian yang melakukan PHK di awal tahun ini. Aplikasi video pendek itu baru saja memangkas 60 karyawan sebagai upaya penghematan.
Menurut laporan NPR, sebagian besar karyawan yang diberhentikan berasal dari divisi sales dan iklan. Juru bicara TikTok menghubungkan perombakan tersebut dengan reorganisasi rutin perusahaan, seperti dikutip dari NPR, Rabu (24/1/2024).
Sebagian besar karyawan yang diberhentikan berkantor di Amerika Serikat -- Los Angeles, New York, Austin -- dan di luar negeri. TikTok sendiri saat ini memiliki sekitar 7.000 karyawan di AS dan salah satu kantor pusatnya berada di Los Angeles.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak perusahaan ByteDance ini sebelumnya pernah melakukan PHK pada pertengahan tahun 2022 sebagai upaya restrukturisasi perusahaan, dan pada awal tahun 2023. PHK ronde terbaru ini berdampak pada sebagian kecil pada karyawan ByteDance di seluruh dunia yang jumlahnya mencapai 150.000 orang.
Tiktok saat ini masih menjadi aplikasi yang kontroversial di Amerika Serikat. Meski terus diincar oleh Kongres AS, TikTok tetap menjadi salah satu aplikasi teratas di Negeri Paman Sam.
TikTok mengklaim memiliki lebih dari 150 juta pengguna aktif di AS. Pada tahun 2022 jumlah pengguna aktif bulanan TikTok tumbuh dengan rata-rata sebesar 12% year-over-year per kuartal, tapi angka itu turun menjadi 3% pada tahun 2023.
Baca juga: Karyawan Google Kesal Kena PHK Semena-mena |
Selain TikTok, perusahaan teknologi lain seperti Google dan Amazon juga sudah memangkas ribuan karyawan tahun ini. Menurut data dari layoffs.fyi, sudah ada lebih dari 10.000 pekerjaan di industri teknologi yang dipangkas sepanjang tahun 2024.
Tren PHK yang dilakukan perusahaan teknologi sepertinya masih akan berlanjut di tahun 2024. CEO Alphabet dan Google Sundar Pichai bahkan mengatakan akan melanjutkan perampingan di perusahaan sembari mengalokasikan sumber dayanya.
(vmp/afr)