AS vs China Memanas, Alibaba dkk Batalkan Pesanan Chip ke Nvidia
Hide Ads

AS vs China Memanas, Alibaba dkk Batalkan Pesanan Chip ke Nvidia

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 01 Nov 2023 13:40 WIB
FILE PHOTO: The logo of DingTalk is seen, an offshoot of Alibaba Group Holding Ltd, in Hangzhou, Zhejiang province, China July 20, 2018. Picture taken July 20, 2018.  REUTERS/Aly Song/File Photo
Foto: REUTERS
Jakarta -

Saham Nvidia merosot 5% -- terendah dalam 5 bulan terakhir -- akibat pembatalan pesanan chip dari sejumlah perusahaan teknologi besar di China, termasuk Alibaba.

Pembatalan pesanan itu nilainya mencapai USD 5 miliar, yang berasal dari sejumlah perusahaan besar seperti raksasa e-commerce Alibaba yang didirikan Jack Ma, ByteDance, dan Baidu. Mereka membatalkan pesanan itu karena adanya larangan ekspor baru dari Departemen Perdagangan AS.

Akibatnya saham Nvidia langsung merosot sampai USD 392,30 perlembar saham, turun 4,7% dari harga saham terendah Nvidia pada pertengahan Juni lalu, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (1/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Nvidia mengklaim adanya permintaan yang sangat besar untuk chip canggih mereka, yang seringkali membutuhkan waktu lama untuk pembuatannya. Dan, Nvidia berusaha mengalokasikan pesanan ke konsumennya yang tersebar di Amerika Serikat dan negara lain.

"Aturan ekspor baru ini tak akan berdampak berarti dalam jangka pendek," kata juru bicara Nvidia.

ADVERTISEMENT

Awal Oktober lalu, Pemerintah AS memberlakukan aturan ekspor baru untuk penjualan beberapa chip AI bikinan Nvidia dan perusahaan lain ke China. Langkah ini dilakukan untuk menyetop pasokan teknologi canggih AS ke China, yang dianggap bakal dipakai untuk memperkuat militer China.

Departemen Perdagangan AS menyebut pembatasan itu adalah untuk menutupi celah aturan ekspor yang sudah diberlakukan di Oktober 2022. Dengan aturan baru ini, chip kecerdasan buatan atau AI canggih, seperti H800 dan A800 dari Nvidia, tidak bisa lagi diekspor ke China.

Aturan baru ini mulai berlaku pada November, termasuk aturan ekspor sejenis yang dikenakan ke Iran dan Rusia. Langkah ini pun langsung dikritik pemerintah China.

"AS harus menghentikan politisasi perdagangan dan teknologi dan berhenti menggoyahkan industri global serta rantai pasokan. Kami akan terus mengikuti perkembangan ini dan menjaga hak serta kepentingan kami," kata juru bicara Kemenlu China.




(asj/fyk)