.webp)
Amerika Serikat memerintahkan perusahaan teknologi Nvidia untuk segera menghentikan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) ke China. Langkah ini merupakan langkah lanjutan dalam pembatasan ekspor teknologi AS ke China.
AS melakukan merancang pembatasan ini agar China mematuhi aturan ekspor yang sudah ada sebelumnya. Pembatasan ini juga terjadi lebih cepat dan menjadi langkah terbaru dalam perselisihan teknologi antara AS dan China.
Selain China, AS juga membatasi ekspor chip AI berteknologi tinggi ke beberapa negara seperti Iran dan Rusia, dilansir detikINET dari BBC, Senin (30/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nvidia Mau Bikin Chip ARM untuk PC |
Dalam pernyataan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Nvidia menyatakan bahwa aturan tersebut akan segera efektif. Namun karena permintaan ekspor chip AI dari luar negeri yang cukup banyak, Nvidia belum mengantisipasi percepatan aturan pembatasan tersebut. Hal ini dapat berpengaruh kepada keuntungan Nvidia.
Alasan AS dalam pembatasan ekspor chip AI dari Nvidia ke China didasari oleh kekhawatiran bahwa China dapat menggunakan chip AI tersebut untuk mengembangkan teknologi mutakhir khususnya di bidang pertahanan berbasis AI yang dapat memperkuat militer China.
Setelah pembatasan ini diberlakukan oleh AS kepada Nvidia, China belum memberi komentar secara resmi. Namun, Kementerian Luar Negeri China menganggap bahwa pembatasan tersebut sudah melanggar prinsip ekonomi pasar dan persaingan yang sehat.
Sebelumnya, Nvidia menerima permintaan pasar untuk chip AI yang cukup banyak. Atas permintaan pasar terhadap chip AI tersebut, harga saham Nvidia juga naik tiga kali lipat dan menjadikannya salah satu perusahaan paling besar di dunia.
Dalam urusan ekspor chip AI, selain Nvidia juga ada perusahaan teknologi besar yaitu AMD yang selama ini turut mengekspor chip AI ke China. Walau begitu, AMD belum mendapat informasi atas percepatan pembatasan ekspor chip AI tersebut.
*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(fyk/fay)
