Minta Pegawai Ngantor Atau Dipecat, Elon Musk Dikritik
Hide Ads

Minta Pegawai Ngantor Atau Dipecat, Elon Musk Dikritik

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 05 Jun 2022 07:16 WIB
CEO Tesla Elon Musk melanggar aturan lockdown dengan membuka kembali pabrik Tesla di Fremont, California, AS. Area parkir pabrik Tesla yang penuh dengan mobil baru.
Salah satu kantor Tesla. Foto: AP Photo/Ben Margot
Jakarta -

Elon Musk meminta para pegawai Tesla kembali ke kantor alias work from office (WFO), dan tidak lagi WFH seperti di masa pandemi Corona meledak. Hal itu membuat Elon mendapat cukup banyak kritik.

"Siapa yang ingin kerja remote harus berada di kantor minimal (dan saya maksud *minimum*) 40 jam per minggu atau tinggalkan Tesla. Ini kurang dari yang kami minta dari karyawan pabrik," kata Elon.

Memang perintah Elon cukup ekstrim dan tak ada toleransi bagi karyawan. Dengan minimal WFO 40 jam per minggu, berarti karyawan masuk seperti biasa dengan 5 hari kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pengkritik kebijakan Elon Musk itu adalah CEO perusahaan software Atlassian Scott Farquhar. Perusahaan ini memang termasuk paling fleksibel setelah adanya pandemi, di mana karyawan boleh WFH permanen.

Hal itu dipandang sebagai benefit menarik bagi karyawan dan untuk mendapatkan talenta terbaik baik lokal maupun global. Scott pun menilai permintaan Elon Musk untuk WFO itu terasa jadul seperti tahun 1950-an. Padahal baginya, WFH banyak manfaatnya.

ADVERTISEMENT

"Inilah bagaimana kita akan bekerja di masa depan. Sangat terdistribusi, sangat fleksibel. Ya, pada saat ini memang tidak sempurna, namun kami bereksperimen untuk menjadikannya bagus," demikian kicaunya di twitter.

"Tahun kemarin saja, 42% dari pegawai baru yang kami rekrut secara global tinggalnya dua jam atau lebih dari kantor. Ada banyak talenta di seluruh dunia, bukan hanya yang rumahnya dekat kantor," papar dia.

Bahkan dia membuka lowongan bagi para pegawai Tesla yang ingin tetap WFH. "Selamat datang teman-teman Tesla, kami Atlassian dan kami bekerja dari mana saja. Daftar sekarang," tulis perusahaan yang berbasis di Australia itu.




(fyk/afr)