Sepak Terjang CEO Bukalapak yang Kini Mundur
Hide Ads

Sepak Terjang CEO Bukalapak yang Kini Mundur

Tim - detikInet
Rabu, 29 Des 2021 15:42 WIB
Rachmat Kaimuddin CEO Bukalapak
Rachmat Kaimuddin (kanan) dan Achmad Zaky. Foto: Dok. Bukalapak
Jakarta -

Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri atau resign dari posisinya sebagai CEO atau Direktur Utama Bukalapak. Ia menjabat di pucuk tertinggi perusahaan e-commerce itu selama sekitar 2 tahun.

Rachmat pada Desember 2019, ditunjuk untuk menggantikan Achmad Zaky sebagai CEO Bukalapak. Zaky sendiri adalah pendiri Bukalapak dan CEO pertamanya.

"Kami mengajak Rachmat bergabung dengan Bukalapak karena kepemimpinannya bisa mengarahkan Bukalapak ke tingkat yang lebih hebat lagi. Saya percaya Rachmat adalah orang yang tepat, bagian dari tim yang tepat, di posisi yang tepat, dan datang pada waktu yang tepat," kata Achmad Zaky ketika itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rachmat Kaimuddin adalah lulusan Massachusetts Institute of Technology tahun 2001. Lalu dia meraih MBA dari Stanford Graduate School of Business tahun 2008. Ini adalah dua kampus ternama dari Amerika Serikat.

Karirnya dimulai begitu lulus dengan menjadi hardware design engineer di Teradyne, Inc pada 2001. Dia sempat menjadi senior associate di The Boston Consulting Group untuk Asia Tenggara 2003-2006 sebelum mengejar gelar MBA di Standford.

ADVERTISEMENT

Dia lalu menapaki karir sebagai Managing Director / Chief Financial Officer PT Cardig Air Services pada 2009-2011. Setelah itu dia menjadi Group Chief Financial Officer di PT Amstelco Indonesia, Tbk dari 2011- 2012

Di tahun 2012 dia menjadi Advisor to the Board untuk PT Toba Bara Sejahtera. Kemudian dia cukup lama di grup semen Bosowa sebagai Chief Financial Officer di PT Bosowa Corporindo (2014-2018) dan sekaligus Managing Director di PT Semen Bosowa Maros (2016-2018).

Karir terakhirnya adalah di PT Bank Bukopin, Tbk sebagai Director of Finance and Planning sebelum menjadi CEO Bukalapak.

"Saya harap dapat membantu Bukalapak memberikan dampak lebih luas untuk Indonesia," katanya saat diangkat.

Tak hanya itu, dia juga mengaku akan mempersiapkan Bukalapak agar bisa menyongsong IPO atau berjualan perdana di bursa saham.

Halaman selanjutnya, mengantar Bukalapak IPO>>>

"Pada prinsipnya saya adalah profesional management. Dan terkait IPO itu adalah pilihan pemegang saham, itu hanya jalan kita sendiri sedangkan untuk profesional management bukan suatu tujuan, melainkan itu cara untuk rise financing biasanya," kata Rachmat.

"Tetapi dari sisi governance, infrastruktur perusahaan saya akan coba juga agar menjadi satu opsi. Kalau istilah saya tadi IPO Ready," papar Rachmat beberapa saat sesudah menjabat CEO Bukalapak.

Maksud IPO ready di sini adalah menyiapkan tata kelola (governance) dan infrastruktur di dalam perusahaan agar siap menghadapi berbagai perubahan korporasi. Baik itu ketika ada fund raising ataupun melantai di bursa (IPO).

Pada akhirnya di masa kepemimpinan Rachmat, Bukalapak berhasil IPO. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi mengantongi pernyataan efektif penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Juli 2021 dengan menetapkan harga perdana di batas atas Rp 850/saham.

Perseroan akan menawarkan 25.765.504.800 saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan, dengan nilai nominal Rp 50, yang mewakili sebanyak 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Seiring waktu berlalu, harga saham Bukalapak ternyata terus mengalami penurunan. Kini, Rachmat memutuskan mengundurkan diri, akan tetapi belum ada informasi apakah resign ini berhubungan dengan performa Bukalapak di bursa atau karena hal yang lainnya.