Pernahkah Anda terpikir soal bagaimana sebuah bandara yang sibuk mengatur lalu lintas pesawat agar tak terjadi penumpukan armada? Atau, seperti apa pengelolaan perusahaan manufaktur dengan ribuan pekerja dan beberapa pabrik mengelola sumber daya mereka untuk memenuhi pesanan?
Transformasi digital adalah jawaban dari pertanyaan besar di atas. Dengan sistem digital yang komprehensif, perusahaan dapat mengelola koordinasi dari setiap divisi, hingga memaksimalkan penjadwalan sumber daya.
Untuk memecahkan masalah optimasi operasi kompleks ini, perusahaan perlu memanfaatkan teknologi solver, yang mampu mempelajari berbagai kemungkinan untuk dijadikan model matematika dan kemudian menghitung solusi optimalnya.
Solvers telah ada selama bertahun-tahun, tapi mengapa mereka tidak populer di aplikasi perusahaan?
Pertama, solvers memiliki hambatan teknis yang tinggi dan sulit dikembangkan. Untuk waktu yang lama, teknologi inti solver komersial berkinerja tinggi telah didominasi oleh beberapa perusahaan teknologi terkemuka. Selain itu, solver memiliki ambang batas penggunaan tertentu.
Kedua, menerjemahkan suatu masalah yang dihadapi perusahaan ke dalam masalah matematika yang dapat dipahami solver tidaklah mudah. Solver membutuhkan dasar matematika dan kemampuan teknikal yang sangat tinggi, sayangnya perusahaan seringkali tidak memiliki tenaga profesional yang dibutuhkan.
Terakhir, solver biasanya digunakan untuk memecahkan masalah optimasi yang membutuhkan kinerja tinggi untuk masalah kompleks dengan miliaran variabel. Dengan status layanan dan data dari perusahaan berubah secara real time, maka dibutuhkan resolusi tinggi dalam sistem agar solver dapat menemukan solusi yang dibutuhkan.
Sebagai tambahan, solver harus terus disesuaikan berdasarkan data historikal yang melibatkan banyak penyesuaian parameter. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menggunakan solver dalam skenario bisnis yang nyata.
Lantas, bagaimana solver dapat digunakan pada kegiatan bisnis perusahaan?
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
(akd/fay)