Sesuai rumor yang kencang beredar, Gojek dan Tokopedia akhirnya bergabung atau merger dengan bendera GoTo Group. Berikut sejarah kedua perusahaan sebelum meraksasa dan menjadi satu:
Gojek
Gojek dicetuskan oleh pemuda dalam negeri, Nadiem Makarim. Go-Jek sudah cukup lama berdiri, tepatnya pada 2010 dan menjadi aplikasi pada tahun 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadiem kuliah di Brown University, sebuah kampus di Rhode Island, Amerika Serikat. Tak berhenti sampai di situ, ia melanjutkan kuliah pasca sarjana di Harvard Business School dan meraih gelar Master of Business Administration.
Kembali ke Indonesia, Nadiem sempat bekerja sebagai konsultan sebelum mendirikan GO-JEK. Ia pernah mengaku memang gemar menggunakan layanan ojek untuk menembus kemacetan Jakarta. Terbersit di pikirannya untuk memudahkan penumpang dan pengojek terhubung dengan aplikasi smartphone. Dan lahirlah aplikasi Gojek pada awal tahun 2015.
Pada saat itu, aplikasi Go-Jek baru muncul di Play Store dan App Store dan menjadi pembahasan. Orang-orang banyak yang kaget ojek bisa dipanggil secara online. Praktis dan mudah.
Aplikasinya pun masih sederhana, belum sekompleks sekarang. Hanya ada layanan pengantaran barang, transportasi dan belanja.
"Kami di sini berusaha untuk menawarkan solusi lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan pekerjaan. Dimana mereka yang hanya punya motor, punya smartphone, dan berkemauan keras bisa bekerja," ujar Nadiem Makarim ketika itu.
"Kami juga berusaha untuk menyejahterakan tukang ojek yang mungkin selama ini penghasilannya tidak seberapa dengan memberikan pendapatan tambahan yang didapat dari Go-Jek Indonesia ini," tambahnya.
Tak dinyana, Go-Jek tak terbendung. Ribuan orang mendaftar menjadi pengemudinya dan banyak yang merasakan manfaatnya. Apalagi di Jakarta, di mana jalanan macet parah. Para pendananya pun perusahaan kelas kakap termasuk perusahaan dalam negeri seperti Telkomsel. Valuasinya saat ini sudah lebih dari USD 10 miliar.
Halaman selanjutnya: Sejarah Tokopedia...