Pandemi COVID-19 mendorong masyarakat Indonesia untuk beralih ke dunia online, termasuk untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Dampaknya pun cukup terasa untuk layanan belanja online seperti GoMart.
Hasil riset McKinsey & Company menemukan sembilan dari 10 orang Indonesia pernah mencoba belanja online dan sebagian besar akan tetap belanja online bahkan setelah pandemi COVID-19 berakhir.
Head of Groceries Gojek Tarun Agarwal mengatakan berkat pergeseran perilaku masyarakat selama pandemi, GoMart mencatat kenaikan transaksi sebesar tujuh hingga delapan kali lipat selama periode Februari-Desember 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melihat jumlah SKU yang dijual di platform kami meningkat hingga 19 kali lipat. Dan kami juga melihat lebih banyak konsumen yang beralih ke platform kami, hampir delapan kali jumlah pelanggan bulanan," kata Agarwal dalam wawancara terbatas, Rabu (10/3/2021).
Meski telah diluncurkan sejak tahun 2019, GoMart baru benar-benar berkembang di tengah pandemi. Layanan besutan Gojek ini pun memanfaatkan pandemi untuk memperluas layanannya ke 11 kota besar di Indonesia.
GoMart juga menggandeng lebih banyak merchant dan shopper. Jika sebelumnya hanya minimarket seperti Alfamart, kini GoMart menghadirkan supermarket hingga toko daging.
Fitur baru seperti contactless delivery atau pengiriman tanpa kontak juga ditambahkan untuk mempermudah pelanggan berbelanja di tengah pandemi. Belum lama ini GoMart juga mengenalkan layanan asisten belanja Emak Jago yang mempekerjakan ibu-ibu dan perempuan.
"Ini sangat penting bagi kami karena di Gojek kami sangat percaya dengan membantu konsumen serta menciptakan dampak sosial yang sangat kuat," ujar Agarwal.
"Karena dua hal tersebut, kami menyadari bagaimana kita bisa menghadirkan pengalaman yang bisa diandalkan ke konsumen tapi juga membantu segmen ekosistem kami berkembang dan mendapatkan pemasukan tambahan selama pandemi," pungkasnya.
(vmp/fay)