ByteDance Mulai Jajakan Aset TikTok di India
Hide Ads

ByteDance Mulai Jajakan Aset TikTok di India

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Minggu, 14 Feb 2021 22:00 WIB
Logo Tiktok
Foto: screenshot
Jakarta -

Setelah menyetop operasional TikTok dan mengurangi jumlah karyawannya di India, kini ByteDance disebut mulai menjajakan aset platform tersebut.

Seperti diketahui, TikTok adalah satu dari 59 aplikasi asal China yang diblokir permanen di India. Tak lama setelah itu, ByteDance yang merupakan induk TikTok pun menyetop operasional mereka di negara tersebut.

Kini, ByteDance dikabarkan mulai menjual aset-aset lokal mereka di India. Pada saat yang bersamaan, muncullah SoftBank, yang merupakan salah satu investor ByteDance, dan juga investor InMobi, yang punya anak bernama Glance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi ada kesempatan untuk memanfaatkan aset lokal TikTok di India dengan menggabungkannya ke Glance, yang punya produk mirip TikTok, namanya Roposo. Namun pemerintah India bersikeras kalau data pengguna dan teknologi milik TikTok harus disimpan di India jika kerja sama itu bakal berlanjut.

Seperti diberitakan sebelumnya, tahun 2020 lalu pemerintah India memblokir TikTok dan 58 aplikasi asal China terkait alasan privasi dan keamanan. Awalnya masih dipertimbangkan bisa dicabut kembali, blokir itu kini telah diputuskan akan dilakukan secara permanen.

ADVERTISEMENT

59 aplikasi asal China itu diblokir di Juni 2020 menyusul konflik perbatasan dengan China yang mengakibatkan 20 tentara India tewas. Saat itu, Kementerian Informasi India masih memberi kesempatan para pengelola aplikasi untuk mematuhi aturan.

Selain TikTok, aplikasi tenar lain yang dicekal termasuk WeChat dari Tencent dan UC Browser buatan Alibaba. Setelah mereka menjawab berbagai pertanyaan dari pemerintah India, disimpulkan bahwa hasilnya tidak memuaskan.

Kemudian ByteDance pun menanggapi pemblokiran permanen itu dengan menyetop operasional mereka, dan mulai mengurangi pegawai di India. Dalam memo internal yang beredar, mereka akan mengurangi jumlah pegawainya di India, yang saat ini berjumlah lebih dari 2000 orang.




(asj/asj)