Jegal Jack Ma, China Tak Ingin Terjebak Seperti Amerika
Hide Ads

Jegal Jack Ma, China Tak Ingin Terjebak Seperti Amerika

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 11 Des 2020 06:42 WIB
Jack Ma pisah
Jack Ma. Foto: Reuters
Jakarta -

Pemerintah China dinilai tidak ingin perusahaan teknologi di negaranya menjadi sangat meraksasa seperti di Amerika Serikat. Itulah salah satu alasan penjualan saham perdana Ant Financial, perusahaan fintech milik Jack Ma, mereka hentikan belum lama ini.

Kritikan Jack Ma pada sistem finansial, kekuasaan besar Ant Group dan layanan serupa milik Tencent dan ancaman pada bank tradisional membuat pemerintah China bertindak. Berbagai regulasi baru akan diterapkan, bahkan negara mengeluarkan mata uang digital yuan untuk mengerem laju perusahaan fintech swasta.

China dinilai sadar bahwa usaha mereka memperlonggar regulasi dan membiarkan kompetisi tanpa banyak aturan berpotensi membuat perusahaan teknologi terlalu berkuasa. Hal itu sudah terjadi di Amerika Serikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"25 tahun yang lalu, perusahaan teknologi Amerika mengambil risiko dan merusak model bisnis yang sudah ada. Saat ini, mereka adalah layanan publik yang baru, meraih pendapatan dari monopoli mereka dengan mengontrol pasar. China ingin menghindari jebakan Amerika," kata pakar ekonomi David Goldman yang dikutip detikINET dari Asia Times.

Lihat saja Facebook, Google ataupun Amazon begitu menguasai pasar di negeri Paman Sam. Bahkan,70% dari seluruh pendapatan iklan digital mengucur ke Facebook dan Google, membuat industri media di AS kepayahan.

ADVERTISEMENT

"Perusahaan teknologi China pun sudah sangat powerful. Alibaba dan JD.com menguasai 75% e-commerce. WeChat milik Tencent menangani 60% dari seluruh pembayaran di China," ucap Jean Dominique Seval, direktur Soon Consulting.

Regulator Amerika sepertinya mulai tersadar dan bertindak. Facebook dan Google telah digugat oleh regulator karena dianggap menyalahgunakan posisi dominannya untuk menekan para kompetitor yang lebih kecil.

Namun demikian, tentunya China maupun AS tidak akan sembarangan menekan para perusahaan teknologi terdepan, mungkin yang dilakukan hanya sebatas gertakan. Bagaimanapun, mereka tetap menjadi kebanggaan nasional.




(fyk/afr)