Tahun 2020 menyajikan cukup banyak tantangan bagi pebisnis karena pandemi Corona yang sejauh ini belum dapat dikendalikan sepenuhnya. Akan tetapi ekonomi internet di Indonesia mampu mencatatkan angka dan pertumbuhan positif walau tidak merata di semua sektor.
Penelitian e-Conomy SEA tahun 2020 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan, di tengah banyaknya tantangan pada tahun 2020, ekonomi internet di Indonesia akan mencapai USD 44 miliar atau Rp 624 triliun pada tahun ini dan diharapkan akan bertumbuh hingga USD 124 miliar di tahun 2025.
"Di Asia Tenggara, Indonesia tetap negara digital economy paling besar dan growth rate masih 11%, double digit, walaupun sedang masa pandemi, di angka USD 44 miliar," sebut Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia dalam temu media, Selasa (24/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lebih lanjut, masa pandemi membuat orang banyak berdiam diri di rumah dan menghindari kerumunan atau kontak fisik, yang berdampak pada ekonomi internet. Maka di tahun 2020, ada 37% pengguna baru layanan digital di Indonesia. Berdasarkan wilayah, 44% berasal dari perkotaan dan 56% dari non perkotaan.
"Telah terjadi akselerasi digital, di mana 93% dari para pengguna baru ini punya intensi untuk terus memakai layanan digital setelah pandemi Corona selesai," papar Jusuf.
Salah satu sektor ekonomi internet yang tumbuh amat pesat di masa pandemi adalah e-commerce, naik 54% ke angka USD 32 miliar. Bisa ditebak, ini lantaran banyak orang memilih belanja online daripada fisik untuk alasan kesehatan.
Namun demikian sektor online travel termasuk layanan perjalanan online, yaitu pemesanan liburan, hotel, dan penerbangan di Indonesia mengalami penurunan drastis jika dibanding tahun sebelumnya. Nilainya anjlok 68% jadi USD 3 miliar. Namun usai pandemi, pertumbuhan diprediksi kembali melesat dengan perkiraan nilai USD 15 miliar di 2025.
Sementara sektor online media ketiban berkah, misalnya di layanan gaming atau streaming dengan nilai USD 4,4 miliar, naik 24% dibanding tahun sebelumnya sehingga menyumbang pertumbuhan ke ekonomi internet Indonesia.
Halaman selanjutnya: bidang ekonomi internet yang berkembang...
Adapun adanya pembatasan sosial berdampak besar terhadap bisnis ride hailing di Indonesia, khususnya pada layanan transportasi online. Memang ada peningkatan pada layanan pengiriman makanan tapi tidak cukup mengimbangi kontraksi pada jasa transportasi. Nilainya turun 18% ke USD 5 miliar.
Di sisi aktivitas venture capital, selama tahun pertama 2020, aktivitas investasi di sektor internet di seluruh kawasan Asia Tenggara termasuk ternyata tetap berlangsung dengan baik. Deal di paruh pertama 2020 mencapai USD 2,8 miliar.
Secara keseluruhan untuk kawasan Asia Tenggara, nilai internet ekonomi di tahun 2020 mencapai USD 100 miliar. "Ekonomi internet (di Asia Tenggara) tetap tangguh dengan nilai USD 100 miliar, bahkan di tengah perlambatan secara global," tulis laporan ini.
Di Asia Tenggara, sektor yang tumbuh kurang lebih sama dengan di Indonesia, seperti e-commerce dan hiburan. Demikian pula layanan kesehatan dan pendidikan, lagi-lagi terkait sebagian besar orang berdiam diri di tempat tinggalnya masing-masing.
"Layanan hiburan tumbuh di saat lebih banyak orang berada di rumah, layanan musik, video, dan gaming mendapatkan akuisisi user baru. Para user baru itu akan tetap memakai layanan itu. Pertumbuhannya akan lebih cepat dari biasanya," kata Alessandro Cannarsi, Partner and Leader, Bain & Company.