Alasan Google cs Tanam Modal di e-Commerce Indonesia
Hide Ads

Alasan Google cs Tanam Modal di e-Commerce Indonesia

Virgina Maulita Putri - detikInet
Selasa, 17 Nov 2020 13:29 WIB
Online payment. Hands of woman using mobile smartphone and laptop computer for online shopping.
Alasan Google cs Tanam Modal di e-Commerce Indonesia (Foto: iStock)
Jakarta -

Belakangan ini raksasa teknologi asing ramai-ramai mengucurkan dana segar kepada platform e-commerce Indonesia. Sebut saja Microsoft yang menggandeng Bukalapak dan Google yang memberikan pendanaan kepada Tokopedia.

Apa yang mendorong perusahaan ternama tersebut untuk ramai-ramai ke Indonesia? Menurut Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi ada beberapa faktor yang melatarbelakangi fenomena ini.

"Indonesia diprediksi akan menjadi pemain e-commerce terbesar di Asia Tenggara pada 2025, bahkan bukan cuma e-commerce tapi juga negara ekonomi digital," kata Heru saat dihubungi detikINET, Selasa (17/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heru menjelaskan saat ini jumlah pengguna ponsel di Indonesia telah mencapai 330 juta orang, dengan jumlah pengguna internet hampir mencapai 200 juta orang.

Hal ini tentu menjadikan Indonesia sebagai pasar yang besar untuk pertumbuhan platform e-commerce. Belum lagi jika dikombinasikan dengan populasi anak muda yang besar, senang belanja dan regulasi yang ramah untuk pemain asing.

ADVERTISEMENT

"Jadilah Indonesia sebagai sasaran investasi bagi para investor asing dan juga pasar bagi banyak pemain platform digital dari luar negeri," ucap Heru.

Heru mengatakan suntikan dana dari investor asing ini akan membuat persaingan e-commerce di Indonesia semakin tajam. Pemain lama akan terus bersaing untuk menjadi nomor satu, sedangkan pemain baru kemungkinan sulit bertahan karena tidak mampu bakar duit.

Menurut Heru, konsumen e-commerce Indonesia sensitif terhadap harga dan mencari platform yang sering mengumbar promo. Platform yang memiliki modal banyak untuk beriklan juga kemungkinan bisa menjadi pemenang dan lebih unggul dibanding pesaingnya.

"Kita lihat yang kehabisan darah iklan juga melemah penjualannya, kecuali brand nya benar-benar kuat. Tambah lagi dengan segudang promo dan diskon menarik tapi harus real bukan gimmick," pungkasnya.




(vmp/fay)