Aplikasi smartphone yang mestinya jadi cara membantu kita, malah menjadi dipakai untuk meneror. Inilah 2 kasus nyata perempuan diteror mantan lewat aplikasi.
Ada sejumlah aplikasi yang sangat populer dipakai sehari-hari, terutama aplikasi media sosial, perpesanan dan belanja online. Namun ada yang menyalahgunakannya untuk meneror mantan kekasihnya.
Apa Anda juga mengalami hal yang sama? Anda tidak sendirian. Tidak jauh-jauh di luar negeri. Di Indonesia pun ada yang begitu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus pertama ada mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bernama SD (22) mengaku diteror mantan pacarnya berinisial R gegara sakit hati diputuskan. Sinar dikirimi 400 paket Cash on Delivery (COD) berupa barang elektronik hingga makanan.
Ini adalah kejadian pada Agustus 2023. Korban sampai meminta bantuan hukum, yang diberitakan oleh detikSulsel pada Maret 2024.
"Iya benar, klien saya diancam hingga diteror dengan berbagai macam, ada dikirim 400 paket COD barang elektronik, lemari, pakaian dan makanan," ujar Kuasa Hukum Sinar Dahlia, Ali Rajab kepada detikcom saat itu.
Pelaku melakukan aksinya mengirimkan barang melalui marketplace dengan memakai dua akun Facebook. "Klien kami diancam dibuat stres. Terduga pelaku menelpon klien saya dengan mengatakan kamu akan saya buat stres sampai mati," kata Ali Rajab.
Contoh kasus kedua terjadi di Bekasi pada Mei 2025 lalu. Seorang wanita berinisial VPS (21) di Cibitung, Bekasi, diteror mantan pacarnya hingga lapor polisi. Korban kerap menerima ancaman akan dimutilasi hingga disiram air keras oleh pelaku.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan korban dan pelaku pernah menjalin hubungan. Namun hubungan keduanya itu kandas di tengah jalan.
"Awalnya, korban dengan pelaku ini memiliki hubungan pada 2023. Korban kemudian mengakhiri hubungannya dengan pelaku, namun pelaku tak terima," kata Ade Ary dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (31/5).
Tak terima diputus cinta, pelaku berinisial RSD (43) itu kemudian menerornya lewat WhatsApp. Pelaku mengirimkan sejumlah ancaman melalui WhatsApp. Akibat teror ini, korban merasa terancam keselamatannya dan melapor ke polisi yang kini menyelidiki kasusnya.
"Pelaku mengancam korban dengan mengirim pesan WhatsApp dengan kalimat 'ingin mutilasi korban', 'menyiram wajah korban dengan air keras'," jelasnya.
Sungguh sebuah kejadian yang mengerikan ketika sebuah hubungan bisa menjadi sangat toxic. Jika sampai ini terjadi, jangan ragu untuk meminta perlindungan hukum ya, detikers.
(fay/rns)