Jack Ma Nggak Ada Matinya, Usai Dijegal Pemerintah China
Hide Ads

Jack Ma Nggak Ada Matinya, Usai Dijegal Pemerintah China

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 19 Nov 2020 18:13 WIB
Jack Ma Kaya Ya
Jack Ma. Foto: Getty Images
Jakarta -

Ant Financial Group, perusahaan raksasa yang didirikan Jack Ma di samping Alibaba, awalnya diprediksi memecahkan rekor saat penjualan saham perdana atau IPO di bursa Shanghai dan Hong Kong. Namun bagaimana nasibnya setelah IPO itu digagalkan oleh pemerintah China?

Seperti diberitakan, IPO Ant yang awalnya diprediksi mengumpulkan USD 34 miliar dari IPO dihentikan pemerintah China setelah pidato Jack Ma mengkritik sistem finansial negara itu. Kabarnya, presiden China Xi Jinping sendiri yang memintanya.

Brendan Ahern, pengamat dari KraneShares menyatakan IPO Ant kemungkinan akan tertunda cukup lama. "Listing di bursa cenderung sangat tidak mungkin terjadi sampai sekitar setidaknya 6 bulan minimum," katanya seperti dikutip detikINET dari CNBC, Kamis (19/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah China sedang mencoba agar Ant tidak terlalu meraksasa dengan beberapa regulasi. "Perusahaan ini mencitrakan diri sebagai sebuah perusahaan teknologi, mendapatkan valuasi sangat tinggi, tapi akan semakin diregulasi seperti sebuah bank," katanya.

Memang kalangan perbankan di China mendesak agar Ant kepunyaan Jack Ma yang menguasai sebagian sistem pembayaran dengan platform Alipay, lebih diatur dengan ketat. Namun demikian Ant Group diprediksi masih akan bisa mencetak IPO terbesar saat nanti sudah diizinkan.

ADVERTISEMENT

Hal itu dikatakan oleh Liu Qiang, Vice President Fosun Technology and Financial Group yang memiliki sebagian kecil saham Ant. Teknologi Ant yang mumpuni dan ekosistemnya yang sudah jadi tetaplah keuntungan yang menggoda banyak investor.

"Saya masih percaya mereka akan memecahkan rekor," ucap dia sembari menilai Ant akan mampu menghadapi tekanan dari sisi regulasi. Ia menambahkan bahwa regulasi terhadap Ant memang diperlukan.

Investor tentu merasa kecewa dengan pembatalan IPO Ant. Akan tetapi mungkin hal itu merupakan hal yang baik dalam soal melihat nasib perusahaan ke depan dengan makin ketatnya aturan.

"Meskipun ini merupakan kekecewaan, saya pikir regulator berkata pada investor bahwa kalian butuh lebih banyak insight tentang bagaimana regulasi akan berdampak pada perusahaan ini ke depannya," cetus Brendan.

Pemerintah China tampaknya tidak ingin Ant dan Jack Ma serta juga pesaingnya dari Tencent, terlalu berkuasa di mana saat ini saja market share keduanya tembus 80%. Nick Colas selaku pendiri DataTrek Research menilai keputusan pembatalan IPO Ant tepat walau timingnya dipertanyakan.

"Jika Anda melihat sistem pembayaran online China, penguasanya ya dua pemain itu," katanya.




(fyk/fay)