Fenomena kecerdasan buatan alias artificial intelligence tidak berhenti sampai di situ. Bisa jadi, rekan kerja kalian adalah teknologi itu sendiri nantinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan dalam jangka waktu yang lebih pendek, yaitu 12-18 bulan dari sekarang, hal-hal seperti otomasi, kecerdasan buatan, dan machine learning, juga menjadi pendekatan utama sejumlah perusahaan di Indonesia. Persentasenya (40%) mengalahkan kolaborasi (32%) dan pemasaran secara digital (25%).
Tanda-tandanya pun sudah mulai terlihat. Tengok saja sejumlah e-commerce yang menerapkan chatbot dalam melayani pelanggannya.
Hal tersebut juga sudah diterapkan oleh Lenovo. Mereka mengklaim chatbot sudah diterapkan baik secara internal perusahaan maupun eksternal, misalnya di toko online mereka.
Di samping itu, secara global, pada 2024 nanti, IDC memprediksikan 50% dari pekerjaan yang dilakukan berulang secara terstruktur akan dilakukan secara otomatis oleh teknologi. Selain itu, 20% pekerja akan memiliki software yang ditanami kecerdasan buatan sebagai 'rekan kerja'.
Apakah ini akan menjadi tanda nyata jika kecerdasan buatan dan robot akan mengambil alih pekerjaan manusia seperti banyak diprediksi? Menarik untuk ditunggu bagaimana perkembangan mereka dalam beberapa tahun mendatang.