Saat ini, pemindai sidik jari jadi salah satu tren pada desain smartphone. Sifat sidik jari yang unik bagi masing-masing orang membuat fitur ini memiliki keunggulan dalam hal keamanan.
Walau begitu, hal tersebut sepertinya mendapat ancaman. Para peneliti berhasil membuat sidik jari artifisial dari sel saraf tiruan. Temuan itu juga diklaim bisa digunakan sebagai master untuk sistem identifikasi biometrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adalah para peneliti dari New York University yang bertanggung jawab atas terobosan ini. Mereka menamai temuannya ini dengan DeepMasterPrints.
Mereka mengklaim ciptaannya itu bisa meniru sidik jari yang digunakan pada sistem biometrik dengan tingkat keberhasilan lebih dari 20%. Sekadar info, sistem keamanan itu diklaim hanya memiliki tingkat kesalahan satu dari seribu percobaan.
Dalam melakukan penelitian ini, tim tersebut memanfaatkan sejumlah aspek pada pemindai sidik jari. Salah satunya soal sifat ergonomisnya.
Kebanyakan pemindai sidik jari tidak membaca keseluruhan jari tangan sekaligus. Mereka menyimpan bagian mana saja yang menyentuh permukaan scanner.
Cara kerja tersebut tidak menggabungkan bagian-bagian tertentu tadi untuk membandingkannya dengan sidik jari utuh dari manusia yang bersangkutan. Ia hanya membandingkan antara satu bagian dengan bagian lain.
Nah, dari situ muncul celah keamanan. Para penjahat siber bisa saja hanya mencocokan satu dari puluhan dari ratusan bagian dari sidik jari untuk mendapat akses, sebagaimana detikINET kutip dari The Guardian, Sabtu (17/11/2018).
Meski demikian, bukan berarti temuan ini digunakan untuk kejahatan. Tujuannya justru sebaliknya.
Philip Bontrager yang memimpin penelitian ini mengatakan metode timnya ini akan memiliki aplikasi yang luas. Salah satunya adalah sistem keamanan menggunakan sidik jari. Hal ini terkait dengan celah keamanan yang bisa muncul.
(mon/krs)