Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
'Tanya Soal Duit, Orang Lebih Suka Buka Internet'

'Tanya Soal Duit, Orang Lebih Suka Buka Internet'


Achmad Rouzni Noor II - detikInet

Lee Ching We dan Chris Antonius (rou/detikINET)
Jakarta - Malu bertanya sesat di jalan. Itu dulu. Mungkin sekarang peribahasa yang tepat: malu bertanya, ya tinggal buka internet saja. Apapun yang dicari, kini bisa muncul dalam sekejap.

Apalagi, mengakses internet sekarang kian mudah berkat pesatnya penjualan smartphone. Internet dalam genggaman siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Maka tak heran, banyak yang kemudian sangat bergantung kepada internet.

Apapun yang ada di internet, bisa laku dijual. Internet pun menawarkan sejuta peluang. Tren internet pun ikut dirasakan oleh AturDuit, situs financial planner milik iMoney Group yang baru setahun terakhir ini berkiprah di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situs yang menawarkan jasa konsultasi keuangan ternyata cukup diminati. Buktinya, sejak hadir akhir 2013 lalu di Indonesia, jumlah kunjungan ke situs ini bisa mencapai 4,5 juta pengguna.

Bahkan menurut Group Chief Executive Officer iMoney, Lee Ching We, kalau dirata-ratakan setiap bulannya, sedikitnya ada satu juta pengunjung yang datang dan seribu lebih yang berkonsultansi.

"Hingga Agustus 2015, hampir 4.5 juta pengguna mengunjungi situs AturDuit untuk memanfaatkan berbagai tools yang tersedia, melakukan perbandingan pasar dan memanfaatkan layanan aplikasi perbankan," tuturnya kepada detikINET, akhir pekan ini.

Itu artinya, urusan duit yang tadinya masih jadi ranah privasi bagi sebagian besar orang di negeri ini, kini semakin terbuka untuk dibicarakan di dunia maya. Itu sebabnya, demi melancarkan ekspansi, iMoney pun terus gencar berinvestasi.

Bos Baru di Indonesia

Saat ditemui di kantor barunya di bilangan SCBD, Jakarta, iMoney pun ikut memperkenalkan Chris Antonius sebagai Managing Director baru untuk situs AturDuit.com.

Chris direkrut karena sudah berpengalaman di sejumlah perusahaan, misalnya PT Excite Indonesia sebagai CEO. Sebelumnya ia juga pernah menjabat Managing Director Rumah.com dan Jobstreet Indonesia selama enam tahun.

"Saya sangat senang dengan bergabungnya Chris ke dalam perusahaan. Beliau adalah wirausahawan Internet kawakan dengan pengalaman yang luas dalam membangun perusahaan-perusahaan terdepan di pasar Indonesia," kata Lee Ching We yang akrab disapa Ching.

iMoney sendiri merupakan perusahaan startup yang baru dibangun oleh Ching dkk di Kuala Lumpur, Malaysia, sejak 2012 lalu. Namun melihat kiprahnya yang cukup menjanjikan, perusahaan ini akhirnya dapat suntikan modal USD 6 juta dari investor.

Dari dana yang diperolehnya, iMoney pun langsung gerak cepat. Selain masuk ke Indonesia dengan nama AturDuit, perusahaan ini pun juga bikin kantor perwakilan di dua negara lainnya.

"Di Malaysia, orang lebih suka tanya-tanya soal layanan keuangan lewat internet. Mereka mulai malas datang ke bank karena kena macet di jalan dan harus antre. Saya rasa di Indonesia juga akan seperti itu apalagi 30% penduduk sudah pakai smartphone," kata Ching.

Ia juga bilang, ditunjuknya Chris sebagai perwakilan di Indonesia, salah satunya juga dikarenakan otoritas keuangan terus meningkatkan regulasi dalam sektor keuangan untuk melindungi konsumen dan menjaga kesehatan sektor ini.

Salah satu peraturan terbaru yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah pembatasan kepemilikan kartu kredit oleh konsumen. Konsumen dengan pendapatan bulanan kurang dari Rp 3 juta tidak bisa memiliki kartu kredit.

Sedangkan konsumen dengan pendapatan perbulan antara Rp 3 juta dan Rp 10 juta diperbolehkan memiliki maksimal hanya dua kartu kredit, dengan limit kredit tiga kali pendapatan bulanan. Oleh karena itu, dengan AturDuit, konsumen Indonesia bisa memilih kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Ini merupakan indikasi kuat meningkatnya kebutuhan terhadap produk-produk keuangan pribadi di Indonesia dan saya sangat yakin Chris dapat menyesuaikan layanan kami dengan kebutuhan masyarakat Indonesia," harap Ching lebih lanjut.

β€œKami adalah website perbandingan keuangan pribadi terkemuka di Indonesia. Kami membantu konsumen menemukan produk-produk keuangan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan mereka," sambung Chris menambahkan.

"Peran saya saat ini adalah memastikan bahwa masyarakat Indonesia membuat keputusan yang tepat dengan keuangan pribadi mereka, setiap saat," paparnya lebih lanjut dalam kesempatan yang sama.

Masalah Privasi Pelanggan

Dalam praktiknya, AturDuit sejauh ini tak cuma memberikan jasa konsultasi gratis kepada para pelanggannya. Pasalnya, mereka juga bekerja sama dengan sejumlah bank dan perusahaan finansial lainnya.

Dari hasil konsultansinya, AturDuit akan memberikan saran untuk menggunakan jasa bank tertentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pelanggan. Misalnya, untuk permohonan kartu kredit, kredit tanpa agunan, cicilan mobil, rumah, dan layanan lainnya.

"Kami tidak memungut fee sepeser pun dari pelanggan karena kami punya rekanan bank dalam kerja sama bisnis ini," kata Chris yang mengkonfirmasi model bisnisnya ini mirip dengan penyalur jasa keuangan.

Dalam peranannya sebagai penyalur bank, AturDuit akan meminta data pelanggan yang dibutuhkan oleh bank sebagai syarat untuk mengajukan permohonan. Sebagai pihak ketiga, tentunya akan banyak data pelanggan yang dikirimkan lewat AturDuit.

Nah, yang menjadi pertanyaan, seberapa amankah data tersebut? Bagaimana jika kemudian ada oknum internal yang menyalahgunakan? Kekuatiran ini coba diredam oleh Ching dan Chris yang menegaskan pentingnya mereka menjaga privasi pelanggan.

"Visi bisnis kami untuk jangka panjang. Tentu kami tak mau mengambil risiko kehilangan kepercayaan pelanggan. Dalam sebuah produk jasa, kepercayaan adalah yang paling utama," jelas mereka.

Untuk lebih memudahkan operasionalnya, iMoney sendiri tengah membangun server untuk AturDuit di kantornya yang ada di Cipete, Jakarta Selatan. Sedangkan untuk data center, sejauh ini mereka masih menggunakan layanan cloud.

"Kami juga tengah menyiapkan mobile apps yang akan diluncurkan tahun ini di Malaysia. Untuk di Indonesia, akan kami luncurkan kemudian karena tentunya perlu penyesuaian agar lebih cocok dengan kebutuhan pengguna di sini," pungkas Ching.
Β 



(rou/rou)





Hide Ads